Lily membuang ponselnya ke kasur empuknya begitu melihat snap story milik Sean yang sedang bersenang-senang dengan Intan. Malas saja rasanya Lily melihat pengkhianat itu. Andai Sean bilang secara awal bahwa dia oleng ke Intan, mungkin Lily tidak akan sekesal ini.
Ya, yang Lily kesalkan dari Sean adalah ketidakjujuran dan tidak adanya keterbukaan. Lily jadi tidak menyesal telah mengakhiri hubungan dengan Sean. Lupakan saja, lebih baik Lily fokus untuk membuka hatinya lagi untuk Angkasa.
Lily melirik ke arah anak kecil yang sedang tertidur pulas di karpet tebal, Hazel. Entah ada apa dengan anak itu. Jika biasanya hari minggu seperti ini Hazel akan ikut bersama Desi dan Bagas ke rumah nenek Amina, hari ini Hazel lebih memilih untuk tetap ada di sini bersamanya. Dengan perlahan dan hati-hati Lily mengangkat tubuh anak itu ke atas kasur agar tidurnya lebih nyenyak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com