webnovel

KEBENARAN

Zanna duduk di atas ranjang sambil menunggu kedatangan Kenan usai pesta. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, kantuk yang sejak tadi menyerang tidak membuat tekad Zanna luntur untuk segera menyelesaikan permasalahan yang sedang dia hadapi. Bayangkan saja, sejak tadi di kepala Zanna tertanam jika dia perebut pacar orang. Zanna merasa menjadi orang yang paling buruk dan jahat. Dia tau jika pria yang sudah menjadi suaminya itu adalah pacar orang lain, wanita cantik yang pernah dia lihat datang berdua dengan Kenan ke bioskop. Kenapa pria itu harus menjebaknya dengan pernikahan jika dia sudah memiliki pasangan? Kenan sudah berhasil membuat Zanna menjadi wanita perebut kekasih orang.

Klek...

Pintu kamar Zanna terbuka, terlihat Kenan yang lelah karena seharian menjamu tamu yang ternyata tidak sedikit. "Kamu mandi dulu setelah itu ada yang mau aku bicarakan."

"Tidak bisa besok saja? aku lelah sekali malam ini, sayang."

"Tidak! Aku tidak mau! Aku maunya ngomong sekarang."

"Oke... oke.... tunggu sebentar ya. Aku mandi dulu." Kenan berdiri dan menuju kamar mandi, tubuh lelahnya menginginkan untuk segera istirahat. Bunyi gemericik air mengalir dari shower terdengar pertanda orang yang berada didalam kamar mandi sudah mulai dengan kegiatannya. Zanna masih asyik dengan ponselnya di atas ranjang, melihat apa yang terjadi di media sosial tentang gosip pernikahannya yang ternyata sudah menyebar dengan begitu cepat dan semua itu membuatnya semakin merasa bersalah.

Lima belas menit berlalu, Kenan sudah selesai dengan mandinya dan saat ini sudah terlihat segar kembali. Harum sabun mandi yang dipakai Kenan membuat Zanna terhanyut kedalam imajinasinya. Kenan tersenyum melihat apa yang dilakukan istrinya saat ini, entah apa yang sedang Zanna pikirkan sehingga senyum-senyum sendiri.

"Sayang, air liur kamu menetes." Zanna sontak menghapus dagunya dan tersadar jika dia sedang dikerjai oleh Kenan.

"Kenan!!! Kamu sini! aku cekik kamu!" teriak Zanna saat kenan menghindari pukulan Zanna sambil tertawa terbahak.

"Kamu itu cantik kalau tidak marah-marah, sayang."

"Bodo'!!!"

"Hahaahhaa..... oke ... oke ... aku minta ma'af. Sayang.... jangan marah dong. Katanya mau ngomong tadi? nggak jadi nih?"

"Oh, iya lupa. Sini! Duduk sini!" Zanna menepuk-nepuk sofa disampingnya. Kenan duduk sambil merangkul Zanna, mengecup kepala Zanna, sayang.

"Kenapa aku jahat banget sih ya?"Zanna melihat kearah Kenan yang tepat berada didepannya.

"Jahat kenapa?"

"Aku merebut tunangan orang dan sekarang aku sudah menjadi istrinya. Jahat kan?"

"Nggak." Kenan baru sadar dengan apa yang coba Zanna bicarakan. sebenarnya untuk saat ini Zanna tidak perlu tahu dengan permasalahan yang sedang Kenan hadapi, tetapi tadi sebelum masuk kedalam kamar papanya menasehatinya agar semua rahasia Zanna harus tahu.

flashback

"Papa mau bicara habis ini diruang kerja papa."

"Oke, Pa."

Kenan mengikuti langkah Narendra menuju ruang kerja miliknya, papanya mengunci pintu setelah Kenan memasuki ruangan itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba kamu memutuskan menikah dengan Zanna disaat masalah kamu dengan Laura belum selesai?"

"Kenan tidak mau kehilangan Zanna lagi, Pa. Kenan merasa mendapat keberuntungan saat tidak sengaja bertemu dengan dia di Mall waktu itu."

"Lalu masalah kamu dengan Laura bagaimana? Semua ini bisa membahayakan Zanna nantinya."

"Papa tenang saja. Semua bukti sudah berada di tangan Kenan, Pa. Mereka tidka akan bisa berkutik lagi jika semua tau tentang keluarga Laura yang melakukan penyelewengan dana, dan masalah Laura sedang hamil itu hanya tipuan keluarga mereka agar Kenan segera menikahi Laura." Narendra mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Apa yang terjadi dengan Kenan pernah Narendra alami. Menjadi public figur yang cukup diperhitungkan di dunia bisnis dan juga modeling tidaklah mudah, banyak musuh yang berkedok saudara. Kenan sudah berkali-kali diingatkan jika dunia yang dia geluti lebih busuk dari dunia politik yang selama ini tidak pernah membuat Kenan maupun Narendra tertarik untuk masuk kedalamnya.

"Kamu harus memberitahu Zanna tentang semua yang sebenarnya terjadi. Jika kamu membuat kesalahan lagi, Papa tidak akan bisa menolong kamu kali ini. sakit yang Zanna rasakan akan dua kali lipat dirasakannya saat dia tahu semua dari orang lain dibanding dia tahu dari mulut kamu sendiri. Percayalah pada Papa, awalnya menyakitkan tetapi Papa yakin, Zanna akan memahaminya."

Flashback end

Zanna melihat kearah Kenan yang dari tadi terdiam. "Ke... Kenan.... kamu dengerin aku nggak sih?" Zanna menggoyang-goyangkan tubuh Kenan sambil menepuk pipi membuat sang empunya tersentak kaget.

"Apa sayang?"

"Nah kan.... Dari tadi sudah sampai mana saja?" Sarkas Zanna mulai kesal melihat respon Kenan yang tampak tidak perduli.

"Aku--nya ngomong kamu nya ngelamun."

"Iya.... Iya... Ma'af.... Apa tadi?" Kenan memegang pipi Zanna yang memang chubby selalu membuat Kenan gemas karena Zanna sudah cemberut.

"Aku ini jahat, soalnya aku merebut pacar orang."

"Nggak, sayang. Percaya sama aku. Aku belum bisa mengatakan semuanya kepada kamu sebelum semua ini selesai. Tapi percaya sama aku, kamu satu-satunya." Kenan meremas lembut tangan Zanna, meyakinkan wanita yang sudah menduduki tahta tertinggi di hati Kenan.

"Really?"

"Iya, aku sudah bersumpah tadi, sehidup semati hanya dengan kamu." Kenan mencubit hidung Zanna membuat Zanna memukul Kenan keras.

"Nah kan... Merah.... Kamu siihh...." Zanna mengusap-usap hidungnya yang memerah karena dicubit Kenan dengan keras.

"Satu yang perlu kamu ingat. Jangan pernah percaya perkataan orang lain, percaya dengan apa yang kamu lihat bukan yang kamu dengar. Mengerti?" Zanna mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengusap-usap hidungnya.

"Mengerti tidak?"

"Iya... Iya... Mengerti."

"Good. I love you. Tidur yuk! Sudah jam dua tuh!" Kenan menunjukkan jam didinding membuat mata Zanna melotot.

"Ya Tuhaaann..... Besok pagi aku ada janji pagi-pagi." Zanna menepuk dahinya saat mengingat janjinya dengan Rosa.

"Mau kemana? Besok kamu masih cuti karena ini hari bahagia kita." Kenan menahan tangan Zanna yang akan bangkit menuju ranjang.

"Aku ada janji dengan seseorang sebelum kamu membuat tragedi ini."

"Janji dengan siapa? Dengan sepupunya Rosa? Si Saka... Saka itu?"

"Oh my god! Bagaimana kamu bisa tahu? Kamu melihat ponselku ya?" Zanna mendelik, menyelidik ke arah Kynan sambil bersendekap dan bibir yang terus mengerucut.

"Itu tidak penting, Sayang. Besok kamu hanya bisa pergi kalau sama aku, aku yang antar. Kemanapun kamu pergi sekarang aku yang akan antar. Titik tidak pakai koma!" Kenan menarik tangan Zanna menuju ranjang. Zanna hanya manyun sambil pasrah mengikuti Kenan, bersiap untuk tidur.

"Ayo tidur! Pejamkan matamu, atau kalau tidak kamu tidak akan tidur sampai besok pagi, kamu mau?" Mendengar ancaman Kenan, Zanna langsung menutup matanya erat. Kenan akan melakukan apa yang dia katakan jika Zanna tidak menurut.

Kenan tersenyum melihat tingkah Zanna yang sudah memejamkan matanya erat sambil terus mengerucutkan bibir mungilnya. Kenan memeluk erat tubuh Zanna dari belakang seperti guling dan sebelumnya Kenan mencium kepala Zanna sebagai ucapan selamat malam.

Siguiente capítulo