"Lama amat?!"
Kening Lova mengerut dalam. "Kamu kenapa, sih?" tanya Lova sambil berjalan mendekati brankar Axel. Lova menatap Axel tidak mengerti setengah bingung.
"Gue kenapa emang?" tanya Axel dengan nada merajuk tanpa melihat Lova. Matanya tertuju pada layar TV.
Lova menghela nafas pelan. "Kamar ini, cuma segini-gini aja." kata Lova sambil duduk berjongkok di depan lemari meja nakas. "Jadi aku juga cuma akan disini-sini aja." Lova memasukkan baju pasien bekas pakai Axel ke dalam lemari.
"Hmm," Axel menekan remot dengan keras tanpa perasaan dan mengganti channel TV secara acak.
Lova menutup pintu lemari meja nakas. "Pintu keluar masuk kamar cuma satu. Kamu bisa lihat kalau aku keluar kamar. Jadi kamu gak perlu teriak-teriak terus. Ganggu pasien lainnya." Lova berdiri dari posisi duduk berjongkoknya dan menghadap pada Axel.
Merasa sedang diperhatikan, Axel menoleh ke samping. Tatapannya langsung bertemu dengan mata hazel Lova yang sedang menatapnya juga.
"Hm?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com