Hari sudah terlalu larut malam, sebenarnya kami masih penasaran dengan sejarah lain tempat pemakaman kuncen itu. Tapi ternyata mata kami sudah tidak bisa di kompromi, terasa begitu mengantuk dan lelah. Sama dengan teman-teman yang lain, sekarang sudah hampir pukul 2 pagi, akhirnya merekapun berpamitan untuk pulang kerumah masing-masing.
Pagi harinya aku terbangun dengan kepala yang pusing dan punggung terasa sakit, rasanya seperti habis ke hantam, nyeri, linu, tidak karu-karuan. Pada saat itu aku menyuruh Nana, untuk melihat ke punggungku. Apakah ada luka di sana, soalnya aku juga merasa perih dan panas.
"Nana, coba kau tolong cek punggung Mbak. Apakah ada lebam di punggung Mbak, soalnya sakit sekali" ucapku sambil menaikkan baju bagian belakang.
"Baik mbak, akan aku periksa" ucap Nana lalu berjalan ke arahku.
Namun sampai beberapa lama Nana terdiam sambil memandangi punggungku. "Bagaimana Nana, apakah ada lebam?" tanya aku kemudian.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com