Selamat membaca :)
°•°•°
Langit di atas masih tampak sama. Begitu pula dengan perasaan Nasya. Jam pun berputar seperti biasa. Detik terus berjalan tanpa halangan.
"Kak Al kenapa enggak lanjut basket lagi?" tanya gadis yang duduk di sebelah kanan Al dengan wajah menatap tanah. Memerhatikan sepatu datar hitamnya yang menendang-nendang kerikil atau pasir di sana.
Nasya bertanya karena memang ingin tahu. Berniat juga ingin mengusir Al supaya idak duduk beresebelahan dengannya. Banyak mata-mata yang diam-diam memotret. Lucu sekali, karena dia dan Al bukan artis. Tapi masih saja, tingkah mereka seperti fans yang gila dengan idola.
"Hari ini penilaian. Tadi cuma iseng main basket sebentar. Kamu capek, ya?"
Nasya menggeleng. "Enggak, sok tahu. Aku cuma enggak suka duduk di sebelah Kak Al."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com