Selamat membaca :)
°•°•°
Terangnya matahari menandakan bahwa dua makhluk yang tengah terjebak kepadatan butuh penyegar tenggorokan. Siang ini jalanan tampak ramai oleh kendaraan beroda empat. Beruntung Sean memakai si biru.
Lelaki yang cuma memakai kaos hitam polos itu merasakan kulitnya tersengat sinar langit. Akibat mengangkat pupuk, kemeja cokelat Sean kotor. Karena mengenakan kaos polos sebagai daleman, Sean melepas kemeja kotornya.
"Aku pengen yang seger, deh..." ucap Dea semakin menempelkan tubuhnya di punggung sang suami.
"Bauku sudah seger. Dihirup aja, Sayang."
"Hish...! bukan kamu, tapi minuman."
Kekehan Sean keluar. "Iya, Sayang. Kita juga belum cari makan siang."
Ketika Sean selesai mengatakan, bunyi klakson bertubi-tubi dari arah yang jauh di belakangnya menggangu telinga keduanya. Tak hanya mereka berdua, rata-rata dari pengguna jalan juga terganggu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com