Selamat membaca
°•°•°
Aku menatap Sean dengan curiga. Apa iya dia membangun rumah? bukannya kita akan tinggal ke rumah Mami Debora kalau sudah menikah? aku masih menatap Sean. Tetapi dia malah meminum kopi yang entah apakah masih hangat itu, sepertinya mendingin dari tadi.
"Pakai ongkos parkir," kata Rio yang lagi-lagi membuat tawa Sean muncul.
"Kalian ngomongin apa?" Sean yang ingin mendekatkan bibirnya ke pipi kananku buru-buru kutahan. Tepat di hidung mancungnya, langsung kujepit pakai jari telunjuk dan jempol kanan. "Diem dulu! aku serius." Aku yakin, ada yang dia sembunyikan.
"Enggak ada, De... udah ayok, kita masuk! aku pengen ngajak kamu istirahat, ini udah malem, De..." ajak Alin langsung bangkit. Beruntung, dia sudah memakai setelan sederhana, sehingga dia tidak akan kesusahan jalan. Walau sederhana, tampilannya tetap terlihat mewah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com