webnovel

Story Delapan Belas

     Karina dan Callista sibuk mengutak-atik laptopnya sendiri-sendiri di kamar Callista.

"Rin..." Callista memanggil Karina dengan mata yang masih fokus ke laptop nya.

"Hem?" Karina yang sedang mencari film horor yang lain untuk di tonton pun memalingkan pandangannya ke Callista.

"Gua nemu film horor...lumayan horor sih..."

"Judulnya?"

"The exorcism of Emily rose..."

"Bentar...biar gua search dulu singkat ceritanya..."

"Oke..."

   Setelah beberapa menit Karina mencari tahu tentang film itu, akhirnya Karina mengerti.

"Ohh...oke! Kita nonton..." Karina langsung mencari film itu.

    Filmnya pun di mulai, Callista dan Karina menonton bersama.

"Di sini ceritanya si anak kecil di rasukin enam iblis kan?!" Karina bertanya dengan mata yang masih ke laptop nya.

"Kalo ga lima ya enam...gua kurang tau sih..." Callista juga hanya fokus pada film nya.

"Kalo hasil pencarian gua tadi...film ini terinspirasi atau di angkat dari kisah nyata"

"Masa sih?"

"Iya"

"Tau ah...mending fokus nonton"

"Tegang amat muka lo!"

"Apaan, orang biasa aja..." Callista mengambil bantal untuk menaruh kepalanya.

"Haha...lo gausah boong" Karina terkekeh.

   Callista pun akhirnya hanya diam dan fokus menonton film itu sampai selesai.

        Setelah satu jam setengah mereka menonton film itu...akhirnya selesai juga.

"Sekarang jam berapa?"

"Jam tiga sore..."

"Gua mau mandi..." Karina membereskan barang nya.

"Gua dulu..." Callista mengerutkan kening.

"Ihh...keburu malem..."

"Ya lo kalo mandi satu jam soalnya!"

"Yaudah buruan!"

   Callista pun langsung ambil pakai nya dan handuk, lalu pergi ke kamar mandi.

°°°

     Setelah Callista dan Karina selesai mandi...mereka pun berada di ruang tamu...menonton tv...

"Nonton yang lucu-lucu aja bisa?! Gua ketakutan ini..." Karina terus duduk berdempetan dengan Callista.

"Lo bisa gak, kalo gausah dempetin gua?!" Callista menatap tajam Karina.

"Enggak..."

"Terserah deh..."

"Ra...gua laper..."

"Tinggal makan aja..."

"Takut..."

"Apaan sih...gaada apa-apa kok..."

"Temenin aja bisa kan?!"

"Gak mau..."

"Ihh...sebentar doang..."

"Kalo ada apa-apa tinggal teriak aja..."

"Ra...plis..." Karina menggunakan wajah imutnya...berharap Callista menerima ajakannya.

"Yaudah iya" Callista mendegus kesal.

    Mereka berdua pun pergi ke dapur untuk mencari makanan.

"Sial...gak ada makanan" Karina berdecak.

"Masa gak ada sih?!" Callista mengernyitkan dahi.

"Ya gimana lagi...orang gak ada!" Rengek Karina.

"Cari makan di luar, yuk..." lanjut karina.

"Yaudah deh ayo..." Callista menghela nafas berat.

    Karina dan Callista pun pergi keluar mencari makan.

"Cuma muter-muter...sebenernya mau makan apa sih?!" Callista mulai malas.

"Gua juga ga tau...gak ada yang enak..." Karina mengenal nafas.

"Mood gua lagi ancur...mending ke Super market beli yang lo mau terus kita pulang...sebelum emosi gua meledak...gua lagi imosi'an, Na..."

"Tapi gua pengen jalan-jalan dulu..."

"Aduh...guasah deh...gua pengen nonton film aja..."

"Film melulu pikiran lo...yaudah deh kita ke super market"

"Nahh...gitu kan enak...ga usah debat..."

"Soalnya lo kalo marah serem" gerutu Karina.

   Callista menatap tajam Karina.

"Pulang..."

"Enggak kok, bercanda..." Karina tersenyum.

   Karina langsung mempercepat mobil nya, sebelum dia kena marah lagi.

*

    Keesokannya Callista ada di kantor.

"Barang gua kemana?!" Callista kaget karena ruangannya sudah kosong, hanya ada meja dan kursi kerja nya.

"Hai..." Tiba-tiba Deren muncul di belakang Callista.

"Barang aku ilang!" Callista merengek.

"Ayo ikut aku..." Deren menarik tangan Callista menuju ruangannya.

    Saat sampai di ruangan Deren, terlihat barang Callista sudah di ruangan sebelah Deren, dimana ruangan itu di pakai oleh sekertaris kepercayaan Deren.

"Kok bisa di sini?!" Callista menatap tajam Deren.

"Aku yang suruh karyawan untuk pindahin..." Deren tersenyum santai.

"Kamu..." tangan Callista menggenggam.

"Tau ah" Callista lalu pergi ke ruangan itu untuk bekerja, meninggalkan Deren yang hanya tersenyum.

*

     Jam istirahat tiba...Deren dan Callista sudah di luar untuk makan siang.

"Callista..." Deren memandang Callista.

"Hem?" Callista langsung menatap Deren.

"Nanti malem mau pergi ke pesta sama aku?" Deren tersenyum.

"Emm...pesta apa?"

"Kumpulan direktur direktur atau orang-orang yang punya perusahaan besar yang udah terkenal gitu..."

"Terus kok kamu ngajakin aku?"

"Kan boleh bawa pasangannya...aku bakal kenalin kamu ke mereka..."

"Aku belom seutuhnya jadi pasangan kamu...jadi mending gausah"

"Ceritanya kamu mau nolak?"

"En-engga gitu...maksud aku...mending kamu ajak Friska atau siapa yang lebih jelas statusnya..."

"Emang kamu setatus nya gimana?"

"Ga jelas..."

"Yaudah makanya aku mau memperjelas setatus kamu...lebih tepatnya kita..."

   Callista terdiam, jantungnya berdetak kencang.

"Pokoknya kamu ga boleh nolak..." Deren tersenyum lebar.

*

"Ra...nanti malem kita jalan-jalan mau gak?" Karina ikut duduk di depan tv bersama Callista.

Callista berdecak. "Gabisa..."

"Kenapa?" Karina mengerutkan dahi.

"Gua harua pergi ke pesta..."

"Pesta? Pesta nya siapa? Sendiri aja?"

"Ini tuh pesta kaya perkumpulan orang-orang yang punya perusahaan besar gitu...gua cuma di ajak Deren..."

"Ohh...bilang dong!" Karina mendorong pelan bahu Callista.

"Gua bantuin dandan..." Lanjut Karina.

Siguiente capítulo