"Dia kesambet, sepertinya...!" kata Lusia.
"Kesambet? Apa itu?" Seruni mengerutkan alis.
"Kesambet ya kesurupan! Kesambet itu istilah orang Jawa!" Lusia bergegas menarik tangan Seruni membawanya menjauhi kamar kakek Abdullah.
Orang sakti kok bisa kesurupan? Pikirnya dengan hati bingung. Tapi ucapan orang tua itu sepertinya menyiratkan sesuatu. Seperti adanya peringatan melalui dirinya yang ingin disampaikan kepada Lusia?
Apakah kutukan ini belum berakhir?
Lusia jadi merinding!
Celaka kalau itu benar-benar terjadi! Jadi sia-sia saja mereka sudah sampai di kota kalau kutukan itu masih mengikuti mereka!
"Ini pasti ulah Om Doni!" rutuknya dengan nada geram. Ia beranggapan kutukan itu masih tetap berjalan karena penyebab semua kutukan itu telah dibawa ke kota!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com