"Manik matamu, entah mengapa mengingatkanku pada seseorang."
"Terima kasih," balas Fu Xie Lan sekenanya dan segera meninggalkan tempat itu.
Shen Zue tiba-tiba tersadar dari ucapannya. Mengapa ia mengatakan hal seperti pada seorang pria?
Melihat Xie Lan menjauh dan menghilang dari pandangannya, pria itu menatap liotin kalung di telapak tangannya, menggenggamnya erat-erat dan mulai melangkah meninggalkan tempat itu.
.
.
.
Cahaya orange yang menyebar di cakrawala mulai redup, pertanda gelap akan segera tiba.
Gu Yi belum juga kembali, Fu Xie Lan hanya bisa berharap, dimanapun pria itu berada, semoga ia baik-baik saja.
'Nona..' panggil Hao di benaknya.
'Apa kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan?' tanya Fu Xie Lan.
'Saat terlelap tadi, aku memperhatikan banyak orang dengan ukiran bunga mawar di tubuhnya,' ujar Hao melompat dari bahu gadis itu menuju meja dan duduk di sana. Seolah ia akan mengatakan sesuatu yang serius.
'Benarkah?'
'Dimana?' tanya gadis itu lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com