webnovel

Bab14 Energi Asing

Di sebuah bangunan bernuansa putih, tepatnya disebuah ruangan yang berada di ujung bangunan itu ,terdapat beberapa pria paruh baya tengah berkumpul membentuk sebuah lingkaran dengan seorang yang tampak sudah berumur menjadi pusatnya dengan sebuah bola kristal melayang tepat dihadapannya.

Setiap orang mentransmisikan beberapa energi kehidupan dengan warna berbeda menuju orang yang berada tepat di pusat lingkaran. Warna energi yang berbeda menunjukkan tiap orang berasal dari bangsa berbeda. Sebuah ritual yang mereka lakukan sekali dalam seminggu untuk memantau energi asing yang kemungkinan akan terdeteksi pada bola kristal itu. Energi asing dalam hal ini adalah energi dari penyihir hitam yang telah menghilang sejak kejadian masa itu.

Energi kehidupan berwarna hijau berasal dari bangsa Fairy, coklat dari bangsa Werewolf, merah berasal dari bangsa Vampire, biru berasal dari bangsa Wizard, kuning berasal dari bangsa Neptunus (mermaid), dan energi kehidupan yang berwarna hitam berasal dari bangsa Lucifer.

Sedangkan Demon? Satu satunya orang yang didalam tubuhnya mengalir darah demon adalah dia, Lord yang berkuasa di dunia ini, tidak ada yang pernah melihat secara langsung bagaimana dan seperti apa energi kehidupannya, kecuali mereka yang berada saat kejadian 700 tahun yang lalu, dan menurut rumor itu sangat mengerikan.

Bola kristal bersinar terang dan yang sebelumnya tampak stabil tiba tiba mulai bergetar, energi kehidupan yang memenuhi bola kristal menjadi sangat kacau.

Prannnkkk...

Bola Kristal itu meledak, menyisakan pecahan beling yang berserakan di lantai. Enam pria paruh baya yang membentuk lingkaran sebelumnya kini terjatuh, tersungkur dilantai dengan noda darah mulai menetes dari hidung mereka sebagai akibat dari lonjakan energi yang tiba tiba berbalik kepada mereka. Akan tetapi luka mereka tidak sebanding dengan pria tua yang sebelumnya berada ditengah tengah  mereka. Pria tua itu terbatuk, memuntahkan seteguk darah

"Dia kembali! Dia kembali!" sebuah suara lemah tiba tiba terdengar dari mulut pria tua itu.

"Tetua, siapa yang anda maksud? apakah penyihir itu kembali?" ucap salah satu pria paruh baya yang berasal dari bangsa Neptunus.

"Tetua You, apakah penyihir itu telah kembali? Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku benar benar tidak menduga penyihir laknat itu akan muncul secepat ini," tambah pria lain mulai panik.

Tetua yang bernama Zhang You tidak menggubris pertanyaan mereka, masih syok dengan kemunculan energi yang tiba tiba muncul beberapa saat yang lalu.

"Aku harus melaporkannya pada yang mulia, Guru Liu panggilkan aku tetua Bao sekarang," ucap tetua You kembali sadar, perlahan membersihkan noda darah dimulutnya.

Seorang pria dari bangsa Fairy dengan cepat meninggalkam ruangan, untuk mencari tetua Bao.

Tapi tak lama setelah kepergiannya, pria itu kembali dengan hanya seorang diri.

"Tetua You, tetua Huang Bao sedang tidak disini sekarang, menurut penuturan beberapa muridnya, kemarin ia berangkat menuju hutan terlarang untuk mencari beberapa tanaman langka," ucap pria yang dipanggil guru Liu setengah berbisik namun masih terdengar jelas.

"Apa? Hhhh.. mengapa si tua itu selalu menghilang disaat yang tidak tepat?" Ujar Tetua You, sembari memijat pelipisnya merasa sakit kepala.

"Hmm, sepertinya kali ini aku harus benar benar menyampaikannya sendiri pada yang mulia" tambahnya lagi mulai menarik napas dalam dalam mencoba mengumpulkan keberanian, kemudian berjalan meninggalkan pria paruh baya yang ada diruangan itu dengan sejuta pertanyaan sekaligus ketakutan disaat yang bersamaan.

Namun sebelum mencapai pintu ruangan, tetua You tiba tiba berbalik.

"Guru Liu, aku ingin kamu dan yang lainnya bersiap diri. Ah iyya... Satu lagi, aku ingin beberapa orang dari bangsa kalian masing masing, mengerti?"

"Baik tetua," ucap mereka yang berada dalam ruangan bersamaan, menunduk memberi hormat.

.

.

.

Berdiri diam menatap istana yang begitu megah didepannya, tetua You perlahan melangkahkan kakinya masuk melewati beberapa penjaga di pintu gerbang.

Bangunan putih menyambut pandangannya, dengan berbagai macam ukiran berwarna gold menghiasi setiap dinding istana dengan pilar pilar yang berdiri kokoh. Taman bunga yang berada di sisa kiri kanan istana dengan sebuah patung air mancur berdiri ditengah tengah taman menambah kesan indah dan elegan.

'Masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah' pikirnya mengamati setiap sudut istana yang tampak tidak berubah sedikitpun sejak terakhir ia mengunjunginya.

"Aku bertanya tanya, ada apa gerangan tetua You mengunjungi istana?"

Sebuah suara membuyarkan pikirannya, tetua You berbalik dan mendapati pria bersurai hitam sedang berjalan kearahnya.

"Pengawal Bai Xue," ucapnya memberi sedikit penghormatan, kemudian melirik kiri kanan seperti sedang mencari sesuatu.

"Oohhhh, apa tetua You kesini untuk bertemu Momo?" tanya Bai Xue, seolah menebak maksud kedatangan tetua You.

"Ah tidak, tidak. Aku hanya tidak terbiasa melihat pengawal Bai Xue  tanpa pengawal Bai Mo disekitarnya," ucap kembali tetua You, sedikit malu karena ketahuan mencari sosok Bai Mo.

Selama ini kedua pengawal setia Lord, baik itu Pengawal Bai Mo maupun Bai Xue, mereka selalu bersama sama, kemanapun dan dimanapun.

"Momo sedang memulihkan diri dan tidak ingin diganggu," jawab Bai Xue memasang ekspresi seolah olah merasa sedih.

"Memulihkan diri?" tetua You bingung dengan jawaban Bai Xue, dengan kekuatan yang hanya satu tingkat dibawah yang mulia lord dan orang itu, siapa kira kira orang yang berhasil melukai pengawal Bai Mo.

Melihat kebingungan tetua You, Bai Xue sepertinya mengetahui apa yang dipikirkan pria tua yang berdiri didepannya.

"Hehehe, tidak seperti yang tetua You pikirkan, dia tidak terluka oleh siapapun hanya saja beberapa kecelakan terjadi ketika kami menjalankan tugas di hutan terlarang,"

Mendengar nama hutan terlarang seketika membuat Tetua You kembali mengingat tujuan awalnya datang kemari.

"Syukurlah, semoga pengawal Bai Mo segera pulih," ucap tetua You.

"Ngomong-ngomong bisakah pengawal Bai Xue ini membantu si tua ini? Saya ingin bertemu yang mulia, beberapa hal ingin saya sampaikan padanya secara langsung," tambahnya lagi

"Benarkah? Kebetulan sekali, aku juga baru saja kembali dan juga ingin melaporkan beberapa hal, mari silahkan ikut aku," ucap Bai Xue kemudian memimpin jalan melewati beberapa koridor memasuki istana.

Dan disinilah tetua You berada, disebuah aula yang sangat luas, dengan beberapa pengawal berdiri dikedua sisi aula.

Singgasana yang berada ditengah tengah aula tampak kosong, menandakan bahwa orang yang mereka cari sedang tidak disini.

"Tetua You, silahkan tunggu sebentar. Biarkan aku menyampaikan kedatanganmu pada yang mulia," ucap Bai Xue kemudian melangkah pergi entah kemana.

Siguiente capítulo