Karano bersama kelompoknya turun dari lantai dua, mereka mendatangi Hiroma yang berada dalam kondisi tidak pasti, Karano melangkahkan kakinya dengan angkuh. Karano tidak mengharapkan akan adanya sebuah peristiwa seperti itu di Freshman War, apalagi orang yang memulai itu bukan dari sekolah yang terkenal akan keberandalan pelajar-pelajarnya.
Karano sangat tenang ketika dia bertatap muka secara langsung dengan Hiroma, dia menatap Hiroma dengan tajam sambil tersenyum lalu mengarahkan tinjunya tepat di muka Hiroma, "Hentikan semua ini, jangan dilanjutkan... apa kau tidak malu? Kelompokmu mengeroyok dua murid baru yang manis nan lemah ini, dan... kalian juga kalah."
Hiroma sangat marah dengan tingkah Karano yang mengacungkan tinjunya ke wajahnya, dia menggertakkan giginya dan menatap tajam Karano. Hiroma mengayunkan tinjunya dengan kuat dan menyerang Karano yang terlihat lengah, tapi serangannya dengan mudah dihindari.
"Ups... ayolah jangan emosi seperti itu KAWAN!!! Aku hanya mengingatkanmu untuk menjaga perilakumu bukan? Ini tahun keduamu dan masih saja melakukan hal seperti ini, apa kau sama sekali tidak belajar dan... ingat apa yang kau lakukan kali ini mungkin bisa membuat orang itu marah. Sebaiknya kau tinggalkan mereka berdua toh kau sudah menghajarnya," ujar Karano dengan sopan meski nadanya agak tinggi dan sedikit angkuh.
"Hahahaha... sialan!!! Kau beruntung bocah, tapi ingat semua ini akan ada harganya. Ya, ucapanmu itu memang benar Karano... aku tidak ingin mengacau orang itu, ini bukan waktu yang tepat." Hiroma hanya bisa menyanggupi omongan Karano setelah dia diingatkan akan penguasa dari kelas tiga, juga Hiroma memberikan ancaman pada Hagin yang sudah berdiri namun masih memegangi perutnya.
Seluruh bawahan Hiroma mulai pulih dan berdiri dengan susah, mereka segera meninggalkan aula sekolah bersama sang pemimpin. Pertarungan dari Freshman War sendiri hanya menyisakan satu orang, di mana Narikata berhasil merobohkan tiga pelajar lainnya meski kini dia harus berhadapan dengan Hagin dan Buya.
Apa yang tidak diharapkan oleh Karano pun terjadi, karena Hagin dan Buya memilih untuk meninggalkan aula sekolah dan kembali ke kelasnya, sedangkan Narikata yang ditinggalkan sendirian di aula sekolah secara otomatis berhasil mengamankan gelar Fresman War meski tampak seperti hasil dari sebuah pemberian.
Berita tentang perebutan gelar Freshman War segera beredar dengan luas di SMA Hanju, tidak ada yang menyangka jika terjadi sebuah pertarungan lain di perebutan gelar itu dan pertarungan itu melibatkan kelompok Hiroma dengan dua orang murid baru. Beberapa orang yang penasaran akan identitas kedua orang murid baru itu segera mencarinya, ketika mereka berhasil mendapatkannya, nama Hagin dan Buya mulai menyebar layaknya api di SMA Hanju.
Pemimpin dari tahun ketiga pun ikut mendengar kedua murid baru itu, di atap sekolah, penguasa tahun ketiga bersama antek-anteknya melihat seluruh area sekolah dari atas. Mereka menatap banyak hal seraya memikirkan beberapa hal termasuk pertempuran antara SMA Hanju dengan sekolah lain.
Hagin dan Buya segera menjadi terkenal di kalangan murid baru dan pelajar di SMA Hanju meski mereka berdua baru melakukan satu langkah saja, dan segera mereka berdua di waspadai oleh kelompok-kelompok yang ada di SMA Hanju.
Di SMA Hanju, kelompok paling besar dan hampir menjadi penguasa sekolah berada di tangan tahun ketiga yang dipimpin oleh Maruyama Seruichi. Lalu, ada Kelompok Hiroma dan Karano di tahun kedua, dan masih banyak kelompok-kelompok kecil lainnya dari tahun pertama hingga ketiga.
Walaupun mereka berdua terkenal, Hagin dan Buya tidak menginginkan hal ini terjadi karena mereka hanya ingin menyelesaikan sekolahnya dengan tenang meski berada di sekolah yang terkenal dengan para berandalnya. Mereka berdua masuk ke kelas dengan tenang, mereka tidak terlalu memusingkan apa yang terjadi di sekolah.
Mereka berdua segera mengambil tas dan pergi meninggalkan sekolah untuk kembali ke Apartemen Ichidori. Dalam perjalanan pulang, suasana di gang menuju sekolah dan arah mereka pulang masih sama seperti di pagi hari, di mana banyak pelajar yang bermain bahkan ada beberapa di antara mereka yang berkelahi, Agha meninggalkan mereka tanpa menyapa atau pun melihat mereka.
Di jalan, mereka berdua mampir di sebuah minimarket untuk membeli beberapa camilan dan bahan makanan lainnya untuk persediaan jika sewaktu-waktu pemilik penginapan tidak memberikan mereka makan malam bahkan jika ada keadaan darurat di malam hari.
Hagin dan Buya membawa sayur, beras, dan telur sebagai bahan makanan dan beberapa camilan ringan, mereka bergegas kembali sebelum malam tiba karena mereka sudah cukup lapar, hanya butuh waktu singkat untuk mereka sampai di penginapan.
Di pintu masuk penginapan ada seorang pria muda yang cukup kekar dengan kaos polonya dan memiliki rambut keriting yang unik, dia adalah pemuda yang Hagin temui di pagi hari. Pemuda itu membawa beberapa bungkus plastik yang isinya terlihat seperti buah dan sayur.
"Hey... sebelumnya kita bertemu di pagi hari, bukan? Apa kamu juga menyewa kamar di apartemen ini?" ujar Buya menyapa pria berambut keriting itu lalu mendapat sebuah balasan, "Ya... dan kita juga satu sekolah."
Setelah membalas pertanyaan Buya, pria itu bergegas masuk karena sudah ditunggu oleh Shamatsu Ichidori. Hagin dan Buya sendiri juga segera berlari masuk ke dalam Apartemen lantas menaruh barang-barangnya dan pergi mandi sebelum ke dapur untuk makan malam.
"Bagaimana SMA Hanju? Apa sangat menyenangkan atau menyeramkan?" ujar Shamatsu pada Hagin dan Buya, dengan nadanya yang penuh misteri, dia menghisap sebatang rokok ketika menanyakan hal itu.
"Ya... aku tidak tahu, sekolah itu cukup unik, Pak Shamatsu," ujar Hagin seraya mengambil beberapa camilan yang ada di atas meja, lantas Buya juga ikut menimbrung percakapan mereka, "Bagaimana harus kujabarkan... di hari pertama kami harus bertarung dengan cukup banyak orang, itu terlalu mengesalkan."
"Hahaha... seperti itulah SMA Hanju, kau akan segera terbiasa dengan tempat itu, apa kau sudah bertemu dengan pria berambut keriting?" Shamatsu tidak terlalu kaget mendengar situasu Hagin dan Buya di hari pertama.
"Ya kami sudah melihatnya, sebenarnya siapa dia pak? Dia terlihat sinis sekali dan dia cukup tidak ramah bukan?" ujar Buya yang cukup penasaran dengan pria berambut keriting, Hagin sendiri menganggukkan kepalanya, dia setuju dengan pertanyaan yang dikatakan Buya.
"Dia memang seperti itu orangnya tapi dia orang yang baik, namanya Kenshici. Dia juga belajar di sekolah yang sama dengan kalian dan sekarang adalah tahun keduanya, mungkin nanti kau akan butuh bantuannya," setelah mengucapkan hal itu, Shamatsu menghisap kuat-kuat rokoknya dan mengalihkan perhatiannya pada acara di televisi.