"Liu Yaoshan, aku sudah menduga ada sesuatu yang salah pada dirimu."
Abigail melirik Liu dengan sorot mata yang dingin. Istvan mengerutkan kening, sadar kalau petir yang biasanya akan menuruti kata hatinya, kini tidak lagi bisa digunakan.
Liu tetap terlihat tenang, cahaya ungu kehitaman berputar-putar di sekitarnya.
GREK … GREK ….
Larson berjalan mendekat sambil menyeret duri yang ia bawa di kedua tangannya, ujung duri yang tajam itu membuat goresan yang dalam di lantai dan cairan hijau yang menetes berjatuhan ke lantai, membuat lantai marmer itu meleleh.
Istvan langsung mundur ke belakang, ia menebas duri yang tersangkut di kaki Larson dengan es yang ia lemparkan.
"Biar aku yang menghadapi Larson." Abigail mendecih, menarik Istvan untuk mundur.
Istvan menatap Abigail yang menatapnya, ia mendecih pelan. Mata birunya mengisyaratkan agar Abigail lebih fokus pada Liu, tapi laki-laki bermata merah itu hanya melambaikan tangannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com