webnovel

36

"Masak apa Cantik?" tanya Irham sambil berdiri di pintu kamar. Beberapa menit lalu Ia terjaga dari tidur panjang nya dan tersadar kalau hanya sendiri berada di kamar.

Aroma gurih makanan dari luar kamar tercium di indra penciuman nya dan mengundang nya keluar dari kamar. Ada Citra disana, tepat di dapur dan berdiri membelakangi nya sedang sibuk dengan Teflon diatas api. Kemeja pantai milik Irham yang di pakai Citra tampak sexy di tubuh istri nya itu. Ah, pagi-pagi. Ada aja cobaan nya.

"Sandwich aja nih." Jawab Citra. Bahan-bahan nya I dapatkan dari dalam kulkas dan juga cabinet. Sebelum nya Irham sudah mengatakan pada Mr.Khop, orang yang mengurus penginapan untuk nya serta menjadi guide nya selama di Thailand, untuk mengisi bbeberapa bahan makanan di kulkas.

"Aku empat ya." Pesan nya pada Citra sambil nyengir geli lalu mendekati tempat Citra berdiri, melongok ke dalam Teflon untuk melihat apa yang tengah dibuat Citra, "Enak kayak nya, aku telur nya double dong."

"Banyak banget!" cibir Citra.

"Sandwich itu cemilan, Cantik. Kurang kalau buat sarapan." Balas Irham santai. Ia menghidu wangi rambut Citra, "Kamu jam berapa bangun?" tanya Irham.

"Jam 8 mungkin ada, kenapa tuh?"

"Kita tidur jam 5 subuh loh tadi." Celetuk Irham sedikit terkejut.

Pasal nya tadi malam, selepas melakukan ibadah solat Isya', Irham mengajak Citra jalan-jalan di pinggir pantai dekat dengan resort tempat mereka menginap. Kedua nya juga sempat jalan-jalan ke pasar jajanan, street food Thailand yang terkenal itu. Ada banyak makanan yang menarik tersedia disana dan tentu saja, saat melihat makanan Irham langsung kalap. Hampir semua makanan halal yang ada di pasar itu di cicipi nya. Mereka menghabiskan hampir 4 jam untuk jajan street food saja.

"Ya mau gimana, ga bisa tidur." Jawab Citra kemudian. Wajahnya jadi lesu dan pucat karena kurang tidur.

Irham mengambil air mineral di kulkas dan meneguk nya, perasaan bersalah menyerang nya. Irham tau, pasti tubuh mereka terasa lelah setelah jalan-jalan ditambah dengan olahraga ranjang selama berjam-jam. Tapi, alih-alih istirahat karena kelelahan, Citra malah banyak terjaga dan tidak terlelap dalam waktu yang lama. Pantes tadi saat Ia terbangun, kamar nya sudah kosong.

"I am so sorry, Cit."

"Kenapa?"

"Aku keterlaluan ya tadi malam?" tanya Irham tak enak. Kalau Ia sendiri hitung, kayak nya tadi malam mereka main 4 ronde deh, apa 5 ronde?!! Astaga!!!

Citra malah mendengus geli dan mengabaikan pertanyaan Irham untuk beberapa saat. Ia menghidangkan sandwich yang telah dibuatnya dan meletakkan di atas meja. "Ini sarapan dulu."

"Citraaa…" panggil Irham merajuk, pertanyaan nya tadi diabaikan begitu saja. Kan, kalau ada apa-apa nanti Ia sendiri juga yang kalang kabut. Kalau gini kejadian nya, mana berani lagi Irham minta jatah.

"Biasa aja kali," sahut Citra santai. Badan nya memang lelah ditambah Ia tidak bisa terlelap setelah nya. Tapi ya kan nggak masalah juga.

"Iya, tapi kamu nya capek malah nggak bisa tidur setelah itu."

"Sebenarnya, Citra kalau terlalu lelah itu malah nggak bisa tidur." Ungkap nya, Ia menyuapkan Irham sandwich yang telah Ia buat. Lelaki itu dari tadi hanya duduk sambil menekuk wajahnya karena merasa bersalah. Sandwich yang telah dibuat Citra sama sekali tidak Ia sentuh. "Nanti Citra tidurnya agak siang aja."

"Yaudah, kita nggak usah jalan-jalan deh hari ini. Kamu istirahat aja." Ujar Irham tak bersemangat. Citra mengelus lembut rambut suami nya itu. Bersyukur karena Irham pengertian.

Padahal mereka sudah menyusun banyak agenda saat honeymoon ini. Namun apa daya, kalau dipaksakan pergi pun Citra tak sanggup, badan nya butuh istirahat.

[***]

Setelah kejadian itu, selama 3 hari mereka honeymoon Irham benar-benar mengontrol semua aktifitas nya bersama Citra. Ia tidak akan membiarkan Citra kelelahan, yang ada malah nanti istrinya itu sakit. Mau melakukan hal enak-enak malah berujung tak enak, Irham tidak mau menanggung resiko itu.

Pengantin baru itu sudah pulang dari kegiatan honeymoon nya 4 hari yang lalu, bengkel Irham yang ada di Semarang sedang ada masalah besar. Gedung belakang nya di bobol maling dan beberapa mobil yang menginap di bengkel pun terimbas, beberapa kaca mobil dirusak. Kegiatan honey moon yang jatah nya 1 minggu itu terpaksa harus di cancel menjadi 3 hari, Irham harus buru-buru pulang dan berangkat ke Semarang.

"Mas Irham belum balik Nak?" Tanya Cindy pada menantu perempuan nya itu. Malam ini, Citra akan menginap di rumah mertua nya. Rumah nya kosong tidak ada orang, Atta dan istri sudah berpindah domisili di Bandung. Karena pekerjaan Kak Ida disana, Atta yang mau mengalah mau pindah ke Bandung dan mendirikan klinik gigi disana. Adapun orangtua angkatnya saat ini sedang melakukan dinas luar kota dan akan pulang minggu depan.

"Belum Bu, itu ponselnya nggak aktif. Nggak ada kabar sama sekali." sahut Citra lesu. Perkara Irham saat berjauhan ya gini. Tidak pernah merasa ada tanggung jawab bagi nya untuk memberitahu pasangan nya bagaimana keadaan nya saat berjauhan.

"Aduuhh.. itu anak ya." Gerutu Cindy sebal. Mertuanya nya itu baru saja pulang dari kampus dan kini masuk ke kamar untuk berganti pakaian.

Pintu depan terbuka dan suara cempreng mengucap salam terdengar sepenjuru rumah. "Kak Citraaa…" panggil Irhas heboh lalu langsung menyamperi Citra yang kini duduk di sofa sendirian sambil menonton televisi. "Oleh-oleh aku udah jadi?" tanya nya ngasal lalu meraih tangan Citra untuk disalim.

"Hah?? Maksud nya?!" tanya Citra kebingungan. Ini Irhas lagi nanya apa?

Irhas tersenyum konyol dan cengengesan, "Itu, ponakan aku Kak!! Udah jadi belum." cicit nya.

Citra dengan gemas menjitak kepala adik ipar nya itu, "Heh!! Anak kecil nanya macem-macem."

"Auuucch…ck, Nanya pun ga boleh." Protes nya sambil mengusap bekas jitakan Citra. "Oleh-oleh yang nyata nya ada kagak?" tanya nya kemudian.

"Ada, dikulkas. Ada coklat sama manisan."

"Asiiik…" pekik nya heboh lalu terbirit-birit meninggalkan Citra dan menuju dapur.

Pintu depan kembali terbuka dan tidak ada suara apapun selain suara tapak kaki yang berjalan ke dalam ruangan keluarga.

"Oh Irsyad, baru pulang." Sapa Citra saat melihat adik dari suami nya pulang, di ikuti oleh sepupunya yang bernama Jack yang kini sedang menggendong anak kecil ponakan mereka, Rio.

"Kak, nginap?" tanya Irsyad basa-basi. Chef muda berwajah datar itu mencoba untuk ramah wajah nya tidak bisa bekerja sama. Datar tanpa ekpresi.

"Iya nih, dirumah sana sendiri aja."

"Oh ok, nanti kalau ada apa-apa, panggil aja. Icad di kamar sama Kang Jack." Pesan Irsyad lalu beranjak naik ke lantai atas kamar nya. Jack mengangguk hormat pada istri kakak sepupu nya itu lalu mengekori Irsyad ke atas, Ia sengaja tidak menyapa karena ada Rio yang sedang terlelap dalam gendongan nya.

"Iya iya, siap."

Sore hari, semua penghuni rumah mulai pulang ke rumah. Ayah mertua nya tadi juga sudah pulang. Beliau sudah tidak aktif lagi mengurus bengkel seperti suami nya. bisnis yang beliau rintis dari nol itu kini sudah sepenuhnya di pegang oleh Irham dan Ayah mertuanya itu hanya duduk santai di rumah. Kegiatan nya kini hanya menjadi supir pribadi istri nya, mengantar sang istri yang menjadi dosen ke kampus.

Untuk kesekian kali nya, pintu utama Rumah mertua nya itu terbuka. Citra jadi menebak-nebak, siapa gerangan lagi yang datang.

"Assalamualaikum Istriku yang cantik." Citra menoleh ke arah asal suara dan melotot tak percaya saat melihat Irham yang datang.

"Waalaikum salam." Sahut Citra girang lalu bangkit dari sofa. Ia berhambur memeluk Irham dengan sayang. Sumpah, 4 hari tanpa kabar berita benar-benar menyiksa. "Kemana aja sihhh! Orang disini khawatir tauu, dihubungi nggak bisa sama sekali." omel Citra sebal.

"Hahaha…" Irham terkekeh mendengar omelan Citra, "Sorry, nggak sengaja. Itu hape ku hilang, nggak tahu aku taruh dimana." Jelas Irham lalu mengecup kening Citra lembut.

"Astaghfirullah. Terus kenapa nggak hubungi Citra pake hape montir disitu? Telepon kantor juga bisa?!" tanya Citra setelah melepas pelukan mereka. Pulang-pulang, bukan nya di sambut dengan cinta malah kena omel.

"Sengaja sih, nggak mau ngerepotin aja." Ujar Irham ngeles. Alasan yang tidak bisa di terima oleh Citra begitu saja. Ngerepotin? serius?! emang nggak ada inisiatif sedikit pun.

"Jangan-jangan, Kakak nggak bisa hafal nomor ponsel Citra?" tanya Citra sambil mengacungkan telunjuk nya pada Irham.

Irham melayangkan senyuman polos tanpa dosa, karena tebakan Citra benar adanya. Citra berdecak keras lalu menabok bahu Irham keras.

"Bisa ya, bisa emang." Ungkap Citra tak habis pikir, "Suami nggak hafal nomor istrinya, bisa emang. Nyebelin banget sih." Citra menggerutu tak ada habisnya dan pergi meninggalkan Irham sendiri di bawah. Istrinya sudah menapaki tangga dan mungkin kini sudah masuk ke kamar.

Pintu kamar Cindy terbuka dan Ia melongokkan kepala melihat anak nya yang baru saja kena omel oleh sang istri, "Mang enak?!!" ejek nya lalu tertawa puas.

Iya, Irham tau dia salah tidak mengabari istrinya. Tapi yaudah mau gimana, udah lewat juga kan. Kini misi bujuk membujuk harus dilakukan. Haduuuuhh…

[***]

Siguiente capítulo