webnovel

33

Maasss !" Teriak Irhas menggema memanggil Kakak sulung nya, Irham. "Udah jam 8 loh mas, kok nggak bangun-bangun." Ujar nya sambil membuka pintu kamar Irham dengan kasar.

Hari ini adalah hari sakral bagi Irham. Ya, 4 jam lagi Irham akan melangsung prosesi ijab Kabul untuk memperistri kekasih nya, Citra Wyonna. Ada baiknya lelaki itu sudah mulai siap-siap, mandi dulu kek.

"Jadi nikah nggak sih lo, ha?" tanya Irhas gemas sambil menarik selimut Irham kasar. Tersangka yang sedang di hujani oleh suara bising milik Irhas itu hanya membuka matanya sedikit.

"Mas kayanya demam deh, Dek." Sahut Irham dengan suara serak. Tubuhnya menjadi sedikit hangat setelah solat subuh tadi, belum lagi kepalanya yang sedikit oyong dan hidung yang meler. Tadi nya Irham tidak langsung minum obat saat merasa tubuhnya agak panas, Ia pikir dibawa tidur bentar juga enakan lagi.

"Astaghfirullah Mas." Irhas langsung meraba dahi serta leher kakak nya itu dan meringis pelan saat merasa suhu tubuh Irham meningkat, "Bentar, gua siapin air panas biar lo bisa mandi. Gua turun ke bawah dulu ambil makanan sama obat." Seloroh Irhas panik. Ada-ada saja sih ini, gerutu Irhas dalam hati.

"Buuu…Ibuukk" pekik Irhas lagi saat keluar dari kamar Irham, pagi-pagi suara calon dokter muda itu sudah bising memenuhi seantero rumah, "Mas Irham demam bu." Tambah nya.

Cindy selaku Ibu dari kedua lelaki itu langsung keluar dari kamarnya saat mendengar suara Irhas berteriak, "Benaran kamu dek?" tanya Cindy tak kalah panik. Haduh bisa kacau ini acara nikahan kalau pengantin prianya sakit.

"Itu masih di kamar. Adek ambil obat dulu." Sahut Irhas sambil menuruni tangga.

Cindy melupakan agenda nya yang sedang memakai baju kebaya karena terburu-buru menuju kamar anak sulungnya, "Astaga anak bujang, kok malah gini nak." Cicit nya setelah memeriksa suhu tubuh Irham yang meningkat.

"Bangun dulu, mandi air hangat. Mau nikah kok sakit kamu mas." rewel nya.

"Nama nya juga sakit bu, kan nggak ada yang tahu kapan." Sahut Irham dengan suara kecul.

"Makanya itu, kesehatan di jaga, begadang mulu kamu tiap malam." Nasihat nya. Ia tahu anaknya begadang melihat kantong bawah matanya yang semakin gelap.

Gimana nggak begadang, setiap malam Irham tidak bisa tidur karena merindukan kekasihnya, Ia harus curi-curi waktu untuk bisa video call dengan sang kekasih. Jadinya, mereka banyak kali video call saat jam 2 pagi, saat orang di rumah Irham sudah tidur semua dan orang dirumah Citra terlena dalam mimpinya.

Cindy benar-benar marah dengan Irham atas insiden di Korea kemarin. hingga menghukumnya dengan acara pingit serta kemana-mana harus di ikuti oleh orang suruhan Cindy, hanya untuk antisipasi Irham tidak mencuri kesempatan bertemu dengan Citra.

Cindy memijat kepalanya yang tiba saja terasa pening. Calon mantu nya tadi pagi sudah memberitahu nya kalau Ia sudah sampai di hotel dan sedang di dandani. Acara pernikahan Irham akan berlangsung di hotel milik sang adik, Irsyad.

"Ada cerita pula dia itu sakit, Bu. Nervous kali." Kata Irhas pada Cindy.

"Nggak tahu lah Mas kamu itu, panik ibu." Lirihnya.

[****]

"Saya terima nikah dan kawin nya Citra Wyonna binti Prambudi dengan maskawin 75 gram emas tunai." Kata Irham lantang. Hanya suaranya yang tidak mirip orang sakit karena bass suaranya yang khas.

"Sah?" tanya penghulu pada saksi dan semua orang yang ikut menyaksikan momen haru penuh biru itu.

"SAH."

"Alhamdulillah." Disusul oleh lalimat syukur dan doa setelah akad nikah yang baca langsung oleh pak Ustadz yang hadir. Citra tak kuasa menahan rasa harunya hingga matanya sudah berkabut air yang siap terjun membasahi pipinya.

Tidak sangka-sangka, saat ini Ia sudah menjadi istri orang. Babak baru dalam hidup nya dimulai dari hari ini. Ada sedih, duka, suka dan bahagia yang akan Ia dan sang suami lewati nanti nya. harap nya dalam doa, semoga Tuhan menjodohkan nya sampai akhir hayat dengan sang suami hingga bertemu kembali di surga.

Irham di samping Citra sudah berbasah air mata, kedua matanya tak bisa berhenti meneteskan air mata bahagia, diikut meler yang turun hidungnya karena flu yang di derita nya. percampuran yang pas di hari bahagianya.

Keinginan nya yang entah sejak kapan hari sudah terwujud, apalagi saat ini Ia menikah dengan wanita yang begitu Ia cintai dan sayangi. Sujud syukur Tuhan mempertermukan kedua nya hingga hari ini, Irham sudah mempersunting sang kekasih menjadi istrinya.

Irsyad si muka ketat untuk pertama kali dalam hidupnya menangis di tempat umum, Ia tak kuasa menahan rasa bahagia nya melihat sang kakak sudah menikah hari ini. Irhas yang cengengesan dan paling berisik, duduk bersama Irsyad dan mengapit tangan Kakak nya itu sambil menyenderkan kepala nya di bahu Irsyad, "Ngah, tinggal kita berdua dirumah." Lirih nya pelan.

Irsyad tidak menjawab apapun daan menyeka air mata yang turun dari matanya, "Kalau kita berantem, nanti nggak ada yang jadi penengah lagi dong." Cicitnya lagi. Irsyad menggelengkan kepalanya pelan dan menyentil kepala Irhas gemas. Di saat momen sakral begini, mulut Irhas masih mampu menebar omong kosong. Please, Lord.

Orangtua kedua nya menitikkan air mata bahagia melihat kedua anaknya akhirnya sudah mandiri dan kini berganti status, dari lajang menjadi menikah.

"Acchuu. . ." suara bersin Irham setelah mencium kening Citra membuat tamu tergelak. Namun mereka paham karena sang pengantin pria sedang sakit. Tidak berlama-lama disitu, Irham langsung digiring ke ruang istirahat.

Namanya juga orang sakit, mau digimanain pun tetap aja lemas. Beruntungnya resepsi pernikahan nya di lakukan nanti malam jadi Ia punya waktu sejenak untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Ada rasa penyesalan dalam diri Irham karena Ia sakit di hari nya menikah. Matanya agak sembab di tambah warna hidungnya yang pink merona. Untungnya bibirnya dipoles dengan sedikit lipstick, kalau tidak Ia lebih nampak seperti pasien rumah sakit dari pada pengantin pria hari ini.

[****]

Siguiente capítulo