webnovel

27

Citra mengendarai mobil nya menuju sebuah Indomaret di daerah Kalibata, Irham mengajaknya untuk menemani lelaki itu ke salon hari ini dan titik jemputnya adalah Indomaret.

Saat Ia sampai di pelantaran parkir Indomaret, Mas Brewoknya itu sudah berdiri di luar dengan dua kantung plastik besar berisi cemilan agaknya, dilihat dari kembungnya plastik dari luar.

"Sore Cantik !" Sapa Irham begitu masuk ke dalam mobil Citra, Ia duduk di kursi penumpang depan dan meletakkan belanjaan nya di bawah dashboard. "Sore Kak." Balas Citra singkat.

Irham mencubit pipi Citra gemas, "Yuk, ngapain lagi bengong." Tegur Irham saat Citra masih memandangnya dan tidak mengendarai mobil nya.

"Aku yang drive?" tanya Citra polos, Irham mengangguk mantap. "Iya, aku lapar Cit." kata Irham meringis pelan.

Irham mulai membuka belanjaan nya dan mengeluarkan satu kemasan potato chip berkuran besar dan mulai mengunyahnya isi nya. "Kakak dari mana, kok kelaparan gitu?" Citra mengintip belanjaan Irham yang semua nya berisi cemilan.

"Dawri ryumah temun." Jawab Irham sambil mengunyah keripik kentang nya. Lelaki itu tidak perlu segan berbicara sambil makan, karena memang mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah. Irham tidak perlu repot untuk menawari Citra makanan nya, karena urusan makanan Ia sangat pelit. Bahkan, beberapa menit kemudian mereka sampai ke tempat tujuan, lelaki itu sudah menghabiskan semua snack yang Ia beli tadi. Tolong di catat, Irham makan semua nya sendiri.

"Benaran mau potong rambut nih Kak?" tanya Citra pada Irham. Lelaki brewok berambut panjang itu mengangguk mantap dan melangkahkan kaki masuk ke salon yang dituju. Tidak ada keraguan sedikit pun di benak nya untuk segara menyingkirkan rambut panjang nya itu.

Sudah cukup selama ini Ia memelet cewek-cewek dengan rambut panjang dan brewoknya, saatnya Ia menjadi kembali rapi. Rambut pendek yang tertata cantik dan brewok tipis. Harap-harap sang pacar makin cinta padanya.

Irham memotong rambut karena lusa adalah hari besar untuk keluarga nya, Arkan akan menikah. Ia mau terlihat rapi dan tampan maksimal saat hari bersejarah itu datang.

Alasan utama Irham mau merubah penampilan bukan pernikahan Arkan, tapi karena Citra. Ia mau rapi dan tampak cocok dengan dokter itu saat bersanding kemana-mana.

Pacar nya dokter tapi penampilan amburadul, nggak banget.

Irham menyapa seorang lelaki dalam salon tersebut, tampaknya adalah teman Irham yang bekerja di salon ini. Mereka tampak akrab.

"Eh cin, ini sapose? Cewek baru?" tanya dengan nada suara melambai. Penampilan yang rock and roll lengan penuh dengan tatto langsung terpatahkan dengan gaya bicara gemulai nya itu. "Kenalin, nama eike Firda, kalau di luar salon Fardi." Kata lelaki setengah matang itu mengulurkan tangan nya pada Citra. "Ih gila sih, cantik banget cewek lo, Mas. Dokter ya?" tanya Firda cerewet. Jas putih dokter milik Citra menjelaskan profesinya. Irham terkekeh melihat aksi Firda.

"Iya, dokter gigi." Sahut Irham.

Dengan lebay nya lelaki itu menarik tangan Citra dan membawa duduk di kursi tunggu, "Ekheem !" Firda berdeham singkat membersihkan tenggorokan nya, "Udah lama pacaran sama Mas Irham?" suara nya berubah 100% jadi laki banget, berat dan serak.

Citra menjawab sambil menahan tawa nya, "Baru-baru aja kok."

"Kalau Mas Irham batal nikah lagi, ini cewek harus jadi cewek gue pokok nya. Auto normal nih gue liat cewek lo Mas." cerocos Firda alias Fardi sembarangan. "Cantik banget."

Citra melirik sedikit kearah Irham dan bisa melihat perubahan air muka pacar nya dan itu membuatnya tidak enak. Irham tampak nya agak terserempet dengan perkataan firda tentang 'batal nikah' itu. Nikah adalah hal sensitive bagi keduanya. Baik Citra dan Irham tidak pernah lagi saling menyinggung tentang rencana pernikahan.

Irham yang punya ketakutan sendiri akan penolakan dari pasangan nya saat di ajak menikah memilih untuk tidak lagi membicarakan perihal pernikahan. Ia memberikan waktu sebanyak-banyak nya pada Citra untuk berpikir, mempersiapkan diri atau apapun itu sehingga saat nanti Irham kembali melayangkan proposal menikah, dokter cantik itu akan meng-ACC nya

"Fardi, mulut lo ya !" Tegur Irham dengan nada dingin dan tajam. "Sini ! lo nggak ada urusan sama cewek gue." Kata Irham lagi sambil melototkan matanya pada Firda.

"Ya elah mas, galak banget." Sunggut Firda lalu bangkit menuju Irham dan mempersilahkan Irham untuk duduk di kursi salon.

Irham meminta Firda untuk fokus pada rambutnya, lelaki itu mau rambut panjang nya di potong rapi ala-ala Pompadour agar cock dengan wajahnya yang brewokan.

Firda dan Irham kenal sejak Irham berpacaran dengan Bella. Sebagia model, Bella banyak kali datang ke salon hanya untuk berganti model rambut dan Bella hanya mau di layani oleh Firda yang setengah matang itu. Oleh karena itu, Irham dan Firda terlibat banyak pembicaraan dan menjadi akrab.

"Ham !" tegur Firda sambil memotong rambut Irham yang dengan gunting ditangan nya, "Terakhir Bella datang kesini, Bella bilang kalian bakal nikah kok dalam waktu dekat. Kok jadi batal?" Tanya Firda kepo.

Irham menggembuskan nafas nya pelan, harap-harap pacarnya di belakang sana tidak mendengar pembicaraan nya dengan Firda.

"Orangtua nggak setuju, Fir. Ya tahu sendiri kan, siapa Bella Sarasvati, bapak nya siappa, emak nya siapa, dia juga siapa Fir. Orang kaya melintir gitu." Sahut Irham santai.

"Ya kan tapi lo juga nggak kere-kere gimana banget." Celetuk Firda.

"Ngga tau lah, nggak jodoh aja sih."

"Padahal gue setiap kalian datang kesini, gue berdoa sama Tuhan supaya kalian berjodoh, saking suka nya gue lo sama Bella."

"Udah lah, gue udah ikhlas jauh-jauh hari kalau gue nggak jodoh sama dia, Fir."

"Btw, cewek lo sekarang OK juga tuh." Puji Firda sambil melirik Citra dengan ekor matanya, dokter cantik itu sedang sibuk dengan ponselnya.

"Doain gue berjodoh sama dia, Fir. Stress gue, lamaran gue ditolak anying." Curhat Irham pada Firda.

"Kenapa lagi, astagaaa !" Firda terkekeh pelan di ujung kalimatnya. "Lo ada baiknya emang cukur botak aja nih rambut, biar hilang sial nya, Mas."

"Anjir lo, Fardiii !" maki Irham lalu ikut tertawa bersama Firda.

"Hahaha, tapi nih kalau di suruh pilih, lo milih siapa? Bella atau Citra?" tanya Firda pada Irham. Ia sengaja mincing-mancing.

Irham terdiam sejenak dan mencerna pertanyaan Firda, "Bella kayaknya."

"Anjaaayyy….brengsek lo !" Maki Firda dengan suara laki nya yang nyaring, pekikan Firda mengundang beberapa pasang mata berpusat pada mereka, "Irham, Tarik kata-kata lo." Firda nggak akan menyangka jawaban Irham melenceng dari prediksi nya.

Hellooo…. Dilihat dari sudut mana pun, doter gigi cantik itu sangat mudah untuk dicintai. Firda alias Fardi yang nyeleweng aja bisa jatuh hati dengan dokter itu, ini yang jadi pacar nya malah sembarangan banget.

"Lebay banget lo, Far." Kekeh Irham pelan, "Gimana pun gue milih Bella, pacar gue sekarang itu Citra, Far. Yang gue kejar sekarang juga Citra bukan Bella. Gue bisa lebih milih Bella tapi tujuan gue sekarang tetap Citra."

"Nggak ngerti gue lo ngomong apa." Cicit Firda bingung.

"Hahhahaha. . . banyak bacot lo. Ini rambut gue lo selesaiin dulu."

"Astaga, awas aja kalau lo main-mainin tuh dokter, sumpah demi kerajaan langit, itu dokter bakal gue jadiin bini. Love-able gitu kok orangnya."

"Hahahaha…. Nggak usah mimpi. Walau lamaran gue ditolak tapi gue yakin dia adalah jodoh gue. Suatu hari nanti dibakal nerima lamaran gue."

"We'll see ya anyiing !" maki Firda gemas.

"Hahahhaa, OK."

[***]

Siguiente capítulo