"Kamu tahu segalanya. Apakah kamu tahu apa yang Pamanku dan Anya lakukan di mobil sebelum kita tiba?" tanya Nico dengan menggoda.
"Mereka ..." Tara memikirkan baju Aiden yang kusut dan wajah Anya yang merona serta rambutnya yang sedikit berantakan. Kemudian, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu."
Setelah itu, ia memusatkan perhatiannya untuk mengeluarkan sengat di dahi Nico. Sementara itu, Nico terus memandang wajahnya, membuat Tara merasa dirinya akan menggila.
Akhirnya, ia berhasil mengeluarkan sengat tersebut. Ia langsung membungkusnya dengan tisu dan menunjukkannya pada Nico.
"Mengapa sakit sekali saat mengeluarkannya?" mata Nico melihat ke atas, ingin melihat kondisi dahinya. Tetapi ia tidak bisa melihat apa pun.
Tara menurunkan jendela mobil dan tiba-tiba saja memegang wajah Nico dengan kedua tangannya. Bibirnya yang lembut jatuh di dahi Nico.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com