"Tuan, pesawatnya akan segera lepas landas. Tolong matikan telepon Anda," kata seorang pramugari saat melihat Aiden masih menggunakan ponselnya.
Aiden menatapnya dengan tajam, membuat pramugari tersebut ketakutan dan menutup mulutnya rapat-rapat. Ia langsung berpindah dari tempat tersebut, tidak berani mengatakan apa pun lagi.
"Tuan, saya baru saja berbicara dengan Tuan Nico. Tuan Nico akan tinggal di rumahnya, di samping rumah Anda malam ini. Jangan khawatir!" jawab Harris.
Aiden berkata dengan tenang, "Tiga hal. Pertama, pesankan obat yang aku gunakan untuk luka bakar dan penyembuhan saraf untuk ibu Anya. Kedua, selidiki nama siapa yang dicantumkan sebagai pemilik vila Keluarga Tedjasukmana. Aku akan mengambilnya kembali untuk Anya. Ketiga, cari tahu hubungan antara Diana Hutama dan Galih Pratama. Semakin rinci, semakin baik."
"Baik, Tuan!" jawab Harris.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com