Hannah memegang mulutnya dengan kedua tangannya, dia berusaha menahan diri untuk tidak muntah!
Reaksi Hannah benar-benar lugas.
Kakak iparnya pria sempurna? Hannah ingin mengatakan bahwa hanya orang buta yang menganggap Randika seperti itu, tetapi dia menahan diri karena ada Inggrid di sampingnya.
Randika terlihat biasa-biasa saja, sebaliknya dia mengusap kepala Hannah. "Sudah tidak apa-apa, aku tahu isi hatimu. Kamu tidak perlu mengatakannya, aku paham kok."
Inggrid melihat keakraban keduanya ini dan tersenyum, dia lalu berkata pada Randika. "Sudah ayo makan, nanti keburu dingin."
Randika hanya menghela napasnya. "Sayang, aku hanya ingin memakanmu malam hari ini."
"Kak!" Hannah langsung menginjak kaki Randika. DIa masih ada di sini, bisa-bisanya dia berkata mesum seperti itu dengan kakak kandungnya!
Randika mengerutkan dahinya, Inggrid hanya bisa tertawa dan Ibu Ipah dengan wajah senang menaruh sisa makanan ke atas meja.
"Nona, nak Randika, ayo dimakan mumpung masih panas."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com