"Huh, aku juga tidak mau tahu kok dari awal!" Deviana memalingkan wajahnya.
"Kamu terlihat imut ketika marah." Randika tertawa. "Aku akhir-akhir ini ada pekerjaan di luar negeri dan baru saja pulang. Selama perjalananku, aku bertemu dengan banyak perempuan cantik dan sexy. Kaki dan paha mereka mulus-mulus dan dada mereka semua besar-besar, jauh lebih besar darimu! Dan juga mereka jujur dengan perasaan mereka."
Ketika mendengar kata-kata tidak sopan ini, Deviana makin marah. "Kalau begitu kenapa kamu kembali? Bukannya kamu senang bersama mereka?"
Pada saat ini, seorang polisi menghampiri dirinya dan menanyakan apa yang perlu dikerjakan.
"Gitu saja tidak tahu! Kalian semua tidak becus!" Deviana membentak bawahannya itu.
Polisi itu terkejut, ada apa ini? Kenapa Deviana yang sosoknya seperti dewi itu tiba-tiba menjadi iblis?
Randika diam-diam tertawa dalam hatinya. Melihat Deviana yang sibuk, Randika hendak pergi. "Dev, kalau kamu ada waktu, kita pergi makan bersama ya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com