Kirana dan Mita sedang berjalan menuju kafetaria Rumah Sakit Amerta. Mereka kelaparan. Sejak pagi, keduanya disibukan dengan pasien demam dan diare yang didominasi oleh anak-anak. Entah berapa banyak pasien yang ditangani mereka hari ini.
"Kami pesan soto dan jeruk hangat," kata Kirana pada ibu penjual di kafetaria.
Lalu mereka duduk di dekat jendela. Sepi dan tenang.
"Aku gak yakin bisa menangani pasien lagi. Rasanya aku menangani 100 pasien hari ini," keluh Mita kelelahan.
"Sama," Kirana setuju.
"Kita tuh harus nambah dokter. Gila aja pasien sebanyak itu tenaga dokternya cuman 2-3 orang. Bisa mati muda kita, Kir," kata Mita.
"Tapi mana mungkin Pak Tanjung mau nambah dokter lagi. Ingat kan rapat bulanan terakhir dia bilang apa?"
Ingatan Kirana dan Mita terlempar ke kejadian dua minggu lalu saat rapat bulanan seluruh tim dokter.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com