Setelah tiba di alamat salon yang Aini berikan pada Kenzo, dia segera turun dari motornya dan berdiri sejenak tepat di hadapan salon yang tidak terlalu megah itu.
Kenzo merogoh ponselnya, mengirim pesan pada Aini, mengatakan bahwa dia sudah tiba di salon.
Baru saja terkirim pesan itu, beberapa detik kemudian pintu salon terbuka. Aini berdiri seraya melempar senyuman pada Kenzo yang berdiri hanya berjarak beberapa meter saja.
"Hai, kupikir kau hanya bercanda akan datang kemari." Aini menyapanya dengan ramah.
Kenzo tersenyum, sembari meraih kantung plastik yang menggantung di setir motornya itu.
"Mana mungkin seorang Kenzo bermain-main dengan ucapannya. Aku bawakan kau Pitzza, ini!" sahutnya sembari memberikan kantung plastik itu pada Aini.
"Eng? Ya ampun, harusnya kau tidak perlu repot untuk membawanya untukku. Tapi alangkah baiknya kau lebih membawanya kemari, hahaha..." Aini meraih sambil mengajaknya bercanda.
"Huuuh," seru Kenzo dengan memonyongkan bibirnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com