Prang!
"Bawakan aku satu botol minuman lagi!"
Dengan mata yang sudah setengah menutup, Aris masih meminta minuman beralkohol. Ia minum seorang diri di ruang VIP sebuah club malam. Sudah habis tiga botol yang digenggam laki-laki itu.
"Apa yang terjadi, Sayang? Kenapa kau memutuskan pertunangan kita?"
Aris meracau sambil sesekali cegukan dan bersendawa. Setiap kali isi botol telah habis, ia membanting botol itu ke dinding. Para pegawai club hanya menatapnya dengan takut-takut.
Sudah menjadi kebiasaan, orang yang mabuk seringkali mengamuk. Mereka takut terkena amukan laki-laki itu. Saat mengantarkan minuman pesanannya, pegawai itu gemetaran.
"Hei! Kau!" Aris menunjuk pegawai itu lalu melambai. "Duduk di sini!"
Pegawai wanita itu mendekat, tapi tidak berani duduk di samping laki-laki itu. Ia menaruh botol minuman keras setelah lebih dulu membuka tutupnya. "Minuman Anda, Tuan."
Puk! Puk!
"Duduk sini!" Aris menepuk tempat kosong di sampingnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com