"Ini bukan arah jalan pulang. Kau mau membawaku kemana?"
"Kencan."
"Kencan?"
"Iya. Sejak kita resmi pacaran, kita belum pernah pergi kencan. Jadi, hari ini aku ingin membawamu pergi kencan."
Syahera menatap wajah yang berseri-seri itu dengan rasa tak nyaman. Bagaimana dia memberikan harapan palsu pada pria yang tulus mencintainya. Perasaan cinta tidak dipaksakan. Sekeras apa ia berusaha membuka hati, hasilnya tetap sama.
Pintu hati Syahera seperti terkunci berabad-abad. Kuncinya sudah berkarat, sulit dibuka. 'Maafkan aku, Ren.'
"Jangan memasang wajah terpaksa seperti itu atau aku akan putar balik sekarang juga."
"Maaf."
"Aku tahu, tidak mudah membuatmu jatuh cinta padaku. Setidaknya, saat aku berusaha, berpura-puralah kau tersentuh."
"Sampai kapan?"
"Sampai akhir hayat."
Kata-kata itu semakin membuat Syahera merasa bersalah. Ia ingin mereka akhiri saja hubungan yang tidak jelas itu. Namun, Rendi tetap akan berusaha mengejar cintanya.
"Kamu akan menyesal, Ren."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com