webnovel

Menolak

Keesokan pagi.

Levi sudah berdiri di samping Tristan yang sedang menyantap sarapan. Sepuluh orang pengawal, dua orang penjaga gerbang dan delapan orang pelayan telah kembali bekerja di rumah Tristan. Selesai sarapan, Tristan menanyakan jadwalnya hari ini pada Levi.

"Hari ini, Anda harus rapat bersama dewan direksi PT. IZHAM Corporation."

"Bukannya semua pekerjaan sudah diselesaikan Kak Chris? Kenapa ada rapat dewan direksi?"

"Saya dengar itu tentang …." Levi ragu untuk menyampaikan tujuan rapat itu. Levi yakin kalau Tristan pasti akan meradang jika mendengar tujuan rapat hari ini.

"Kau tahu dengan jelas kalau aku tidak suka jika kau bicara dengan ragu-ragu seperti ini. Apa kai sudah tidak ingin bekerja lagi?" tanya Tristan dengan tatapan tajam.

"Itu … ini tentang pertunangan Anda dengan Nona Stevi, Tuan muda," jawab Levi.

"Apa?! Aku sudah menolak perjodohan dengan keluarga Hadiwiryo, kenapa mereka masih mau aku bertunangan dengan putri dari Hadiwiryo?"

"Saya tidak tahu, Tuan muda," ucap Levi. 

"Hei! Kamu, dan kamu, sini!" Tristan memanggil seorang pelayan dan penjaga. "Kamu! Pastikan Haruna untuk makan dan layani dia dengan baik. Katakan juga pada pelayan yang lainnya. Dan kamu! Jaga setiap sudut rumah, jangan sampai Haruna melarikan diri!"

"Baik, Tuan." Pelayan dan penjaga itu mengatakannya bersamaan.

"Kita pergi!" ucap Tristan pada Levi. Mereka pergi menuju PT. IZHAM Corporation. Tristan menolak perjodohan dengan keluarga Hadiwiryo karena Stevi adalah mantan kekasih yang telah menolak lamarannya. Stevi jugalah yang membuat Tristan menjadi pria brengsek yang suka bermain wanita. Semua itu Tristan lakukan karena rasa sakit hati dan kecewanya terhadap cinta. Namun, setelah bertemu Haruna, perhatian Tristan teralihkan. Ia bisa menjauh dari para gadis yang melemparkan diri dihadapannya dan juga wanita malam yang sering disewa oleh Tristan. 

Awalnya karena Tristan ingin membuat Haruna takluk padanya demi membalas dendam, tetapi setelah seminggu Tristan mengganggu Haruna, Tristan justru yang terganggu. Hati Tristan seolah tertarik untuk memiliki Haruna. Ia bahkan lupa dengan tujuan awalnya. Rencana balas dendam Tristan pada Haruna seperti air mendidih yang menguap, lambat laun hilang tanpa sisa. Yang ada di dalam hati Tristan saat ini adalah bagaimana caranya membuat Haruna mau menjadi wanitanya dengan suka rela.

***

Budi mendatangi rumah keluarga Izham pagi-pagi sekali. Edi, kakeknya Tristan, Christian dan kedua orang tua Tristan sedang sarapan bersama. Budi datang dan langsung duduk di kursi samping Izham.

"Kak, aku punya berita bagus untukmu," ucap Budi.

"Berita bagus apa?" tanya Izham.

"Semalam, Tristan memanggilku ke rumahnya. Awalnya aku pikir dia sakit, tapi ternyata di sana ada seorang gadis cantik yang tergolek lemas karena tenggelam," ucap Budi menceritakan kejadian semalam.

"Haruna?! Kenapa dia bisa tenggelam?" tanya Christian dengan cemas.

Semua terkejut memandang ke arah Christian.

"Kamu kenal dengan gadis yang ada di rumah Tristan?" tanya Budi.

Semua menatap Christian dengan serius. Mereka baru melihat Christian mencemaskan seorang gadis, dan anehnya gadis itu berada di rumah Tristan. 

"Dia teman Chris." Christian segera bersikap normal kembali. Ia kembali menyantap makanannya dan tidak menghiraukan kakek dan kedua orang tuanya yang masih menatap heran padanya.

"Apakah gadis ini yang membuat Tristan dan Christian bertengkar kemarin?" Izham bertanya-tanya dalam hati. Izham semakin yakin kalau ada yang tidak beres di antara Tristan dan Christian. 

"Gadis itu tenggelam di dalam bak mandi. Untuk pertama kalinya aku melihat wajah Tristan begitu cemas dan ketakutan. Apa mungkin … dia adalah gadis yang dicintai Tristan?" tanya Budi.

Christian mengepalkan tangannya. Ia yakin Haruna pasti ditindas oleh Tristan dan mencoba bunuh diri. "Tristan, jika terjadi sesuatu pada Haruna, aku tidak akan melepaskanmu walaupun kau adalah adikku!" ucap Christian dalam hati.

"Chris berangkat dulu, Pa, Ma, Kakek, Om Budi." Christian menenteng tas kerjanya dan berangkat ke kantor dengan kesal. Hari ini mereka akan bertemu di rapat. Christian berniat menanyai Tristan apa yang dilakukannya pada Haruna.

"Zham, sepertinya mereka berebut wanita yang sama?" Edi menatap anak dan menantunya bergantian.

"Ya, Pa. Jika gadis itu bisa membuat Tristan dan Christian bertengkar, berarti gadis itu bukan gadis biasa. Christian tidak pernah tertarik dengan wanita-wanita nakal milik Tristan. Izham rasa gadis ini sangat spesial," jawab Izham.

"Papa setuju, gadis ini memang spesial," ucap Edi.

"Spesial? Seperti apa gadis spesial yang sudah membuat kedua putraku bertengkar? Aku akan membuat dia meninggalkan kedua putraku. Aku sudah memilihkan jodoh terbaik untuk mereka dan tidak akan aku izinkan siapapun merusak rencanaku," ucap Marliana dalam batin. Entah apa yang akan ia lakukan pada Haruna. Yang jelas dia ingin segera menemui wanita bernama Haruna itu dan menyingkirkannya jauh-jauh dari kedua putranya.

***

Izham baru tiba di kantor, sementara Tristan dan Christian sudah duduk di ruang rapat bersama Presdir Hadiwiryo, Stevi dan para dewan direksi PT. IZHAM.

Christian memandang ke arah Tristan dengan tajam. Begitupun sebaliknya, Tristan tidak kalah tajam menatap wajah Christian. Sikap kedua pria bersaudara itu tidak luput dari perhatian Stevi. Selama ini yang Stevi tahu Christian sangat menyayangi Tristan. Seperti apapun kekacauan yang Tristan buat, Christian akan membereskan dan membantu menutupinya. Apa yang kali ini Tristan lakukan sampai kakak yang terkenal penyayang itu terlihat sangat marah? Pertanyaan itu terlintas dalam pikiran Stevi. Ia menjadi penasaran.

"Selamat pagi semuanya." 

Izham memasuki ruang rapat. Semua orang berdiri dari duduknya untuk menyambut Izham. Setelah Izham duduk, mereka pun duduk kembali. Asisten Izham berbicara sebagai pembuka acara rapat. Selesai asistennya bicara, Izham pun mulai bicara.

"Kalian semua pasti sudah tahu dengan tema rapat hari ini. Ekhem … kita telah setuju untuk mempererat hubungan kerja sama serta kekeluargaan kita dengan Presdir Hadiwiryo. Sungguh suatu kehormatan bagi keluarga kami dengan rencana pertunangan Stevi dan Tristan," ucap Izham.

"Saya yang merasa tersanjung atas niat mulia ini. Anda pemilik perusahaan terbesar nomor satu di Indo, tapi Anda mau merangkul perusahaan kami yang jauh lebih kecil dari perusahaan IZHAM Corporation." Hadiwiryo berbasa-basi.

"Kalian tidak menganggap saya ada? Kalian pikir saya patung!" ucap Tristan dengan suara lantang dan sedikit berteriak. Semuanya menatap ke arah Tristan. "Saya tidak setuju dengan perjodohan ini dan kenapa kalian merencanakan acara pertunangan? Saya menolak!" Tristan keluar dari ruang rapat. Christian berpamitan pada ayahnya dan menyusul Tristan.

Stevi mengepalkan tangannya di atas pangkuannya. Ia malu ditolak mentah-mentah di hadapan banyak orang. Apalagi mereka adalah para petinggi perusahaan. Stevi merasa kesal dengan sikap Tristan, padahal Stevi yakin Tristan masih mencintainya sama seperti dirinya. Stevi tahu Tristan hanya ingin membalas dendam atas penolakannya dulu. Stevi menatap pintu dengan tatapan tajam. Ia lalu berdiri dan menyusul Tristan dan Christian. 

Siguiente capítulo