webnovel

Persiapan

Pada sebuah gudang besar dibawah tanah. Terlihat 3 orang berpakaian tertutup mengenakan topeng. Menutupi seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki. Dengan tenang berdiri didepan pintu gudang. Tidak ada kata terucap diantara mereka. Tatapan terus kedepan memandangi pintu di ujung gudang. Namun orang ditengah terlihat memegang sebuah koper ukuran sedang.

Tidak lama kemudian pintu depan terbuka. Seseorang dengan jubah tertutup juga terlihat melangkah keluar. Tinggi mencapai 2 meter. Dengan badan yang secara proposional terlihat besar. Dibelakangnya ada gerobak yang tertutup kain. Berjalan pelan sambil terus mendekati ketiga orang bertopeng didepan.

Seseorang berjubah yang membawa gerobak menyodorkan sesuatu. Itu adalah sebuah kartu pengenal. Disambut oleh salah satu orang bertopeng. Dia memastikan itu benar sambil mengangguk ke arah orang berjubah yang berdiri ditengah.

Menanggapi itu orang berjubah menyodorkan gerobak serta membuka kain penutup. Terlihat belasan robot bekas tergeletak tidak berarturan disana. Satu dari orang bertopeng mulai memindai semua itu. Ia juga menganggukkan kepala kepada sosok bertopeng ditengah.

Sosok ditengah mulai melangkah maju. Menyodorkan sebuah koper yang dari tadi telah ditentengnya. Sosok yang membawa gerobak meraih koper itu. Membuka isi koper dan memastikan itu ada disana. Sebelum akhirnya melangkah keluar gudang. Urusan mereka selesai tanpa kata yang terucap.

Apa ini tidak bermasalah?

Salah satu dari sosok bertopeng itu buka pembicaraan.

Itu sudah terbukti tidak terlacak!

Disaut oleh sosok bertopeng disisi lain.

Kita sangat membutuhkan robot ini!

Sosok yang berdiri ditengah membalas pembicaraan mereka. Sambil membuka topeng kucingnya dia melangkah mendekati gerobak. Ada sejuta pikiran dikepala dia tentang sesuatu yang ingin dilakukan. Sambil tenang meraba salah satu robot ini. Senyum melingkar di bibirnya.

Sedangkan sosok berjubah yang membawa gerobak. Telah melangkah ke sebuah tokoh tua. Meletakan koper yang diterima tadi dan meninggalkannya disana. Tidak lupa tangan mengambil sebuah kotak kecil sebagai pertukaran. Kotak kecil ini telah diletakan oleh seseorang sebelumnya.

Sekali lagi sosok berjubah memeriksa isi kotak sebelum melangkah pergi. Menelusuri jalan sebelum menghilang dalam bayang. Tidak lama kemudian sosok berjubah lain muncul. Membuka isi koper, kemudian menutupnya kembali setelah memastikan isi dari koper ini. Tidak lama kemdia dia juga menghilang dari balik gang. Terlihat sebuah tato ular dipergelangan tangan.

Mengambil sebuah cip dan kartu yang ada didalam. Sebelum akhirnya menghancurkan kotak kecil itu menjadi debu. Perlahan sosok berjubah meninggalkan lokasi. Berjalan pelan melalui setiap gang sempit. Terlihat ditangan sebuah radar terus berkedip. Memantau area sekitar dalam radius tertentu.

Sampai pada waktu tertentu jubah dilempar. Mulai terbakar di salah satu sudut gang sempit. Dari situ terlihat muncul sosok yang merupakan robot besar. Tapi seiring waktu dia mulai bertransformasi. Ukuran menjadi lebih kecil. Terlihat seperti robot pekerja pada umumnya.

Bip.. Bip... Bip...

Sebuah panggilan berdering. Seseorang telah menghubungi dia.

Siap bos?

Robot ini menjawab panggilan ini.

ANAK BAWANG! BESOK DATANG LEBIH AWAL! ADA PEKERJAAN TAMBAHAN!

Tanpa menunggu balasan komunikasi telah diputuskan. Itu merupakan suara mandor dari pelabuhan. Robot ini kemudian kembali melangkah seolah olah tidak ada yang terjadi.

:::::::::: Pelabuhan ::::::::::

Pagi hari ketika matahari baru juga terbit. Para pekerja terlihat mulai berdatangan masuk kedalam kompleks pelabuhan. Sudah ada beberapa kapal siap dibongkar muatannya.

Mata para pekerja tertuju kepada 3 anak bawang telah berada disana lebih awal. Terlihat duduk disana sambil mengobrol. Tidak ada yang heran dengan hal ini. Semua juga pernah mengalaminya. Sebuah kerja tambahan dari mandor mereka.

Siang hari sebuah kejadian diluar normal terjadi. Para petugas pemeriksa barang terlihat mendekati para pekerja. Memanggil mereka sekaligus melakukan introgasi ditempat. Memeriksa rinci seluruh tubuh dan loker mereka masing masing.

Sejak kejadian pegeboman satu minggu yang lalu. Pengamanan dan pemeriksa jadi semakin ketat. Tapi mereka tidak datang karena memang pekerjaan mereka. Melainkan mendapat laporan akan kehilangan barang dari asisten walikota.

Sejak kejadian itu asisten walikota menjadi sangat extra hati hati. Tidak ada satu barangpun yang boleh hilang. Mengingat kejadian itu menargetkan barang seludupan walikota. Jika sempat terjadi dan tidak ditangani. Nasibnya dipastikan buruk.

Hari ini merupakan hari keberuntungan. Jumlah barang tidak cocok dengan data pertama barang dipesan. Dengan kata lain, ditengah jalan barang ini hilang. Untuk itu kecurigaan mengarah kepada pembongkar barang. Tidak lain merupakan para pekerja buruh pelabuhan.

Sudah menjadi protokol dipelabuhan. Semua yang datang harus bersih, begitu juga pulang. Karena itu mereka hanya melakukan pemeriksaan pada loker pekerja. Tapi juga tidak membuahkan hasil. Mereka melakukannya sampai 3 kali, tetap saja hasilnya sama, itu nihil.

Tapi orang yang memberikan instruksi, tidak mau tahu akan hal itu. Dipastikan barang hilang dilingkungan pelabuhan. harus ditemukan bagaimanapun caranya. Mereka mulai pusing dan mulai menggerutu. Mengomel tidak karuan untuk mencari barang ini.

Itu hanya 3 botol minuman!

Para petugas pemeriksa mulai mengungkapkan kekesalannya. 3 botol minuman harus ditemukan, kalau tidak mereka dipecat semua. Walaupun itu merupakan minuman sangat berkelas. Namun harus kehilangan pekerjaan karena minuman. Itu hal yang sulit untuk diterima.

Para petugas pemeriksa tiba tiba terdiam. Memang benar mereka sudah mencari disegala tempat. Sejujurnya masih ada satu tempat yang tidak mereka periksa. Seketika mata mulai mengarah ke arah mandor.

Apa kalian menuduhku mencuri!

Mandor sadar akan tatapan itu. Kemudian mengungkapkan ketidak terimaanya atas tuduhan itu.

30 tahun aku sudah bekerja jadi mandor!

Apa pernah kalian mendapati aku mencuri bahkan satu barangpun!

Mandor dengan nada tinggi memaki sambil memelototi mereka. Tapi mereka tidak perduli. Mereka juga ditekan dari atas.

Kalau memang tidak ada kenapa takut diperiksa?

Salah satu petugas akhirnya mulai angkat bicara. Tidak ada dari mereka yang senang dengan nada tinggi mandor ini. Mereka belum juga bicara tapi sudah dimaki. Hanya karena dia merupakan perpanjangan tangan dari salah satu bawahan penting kantor walikota.

Para petuga pemeriksa tidak perduli jika nanti akan diomelin atasan atas tindakan lancang ini. Apapun itu mereka harus memeriksanya. Jika petugas gelombang kedua melakukan pemeriksa atas kegagalan gelombang pertama. Apalagi jika gelombang kedua menemukan 3 botol minuman ini. Nasib mereka kedepan sudah ditakdirkan.

Segera mereka membongkar seisi kantor mandor. Memeriksa setiap sudut ruangan. Setiap isi lemari dikeluarkan, laci di bongkar, bahkan berangkas ikut diperiksa. Tapi 3 botol minuman itu tidak ditemukan.

Apa aku bilang!

Tunggu saja sampai aku laporkan ke atas!

Mandor terlihat bahagian sekaligus marah. Dengan tidak ditemukannya 3 botol itu dia punya alasan ditangan. Melaporkan ini ke atas akan memberikan para petugas ini ganjaran setimpal.

Para petugas pemeriksa terlihat kusut. Sekarang mereka telah menambah satu lagi masalah. Melangkah pelan mereka mulai beranjak keluar. Sampai ketika salah satu petugas terpandang pada tong sampah disudut pintu. Lirikan matanya terlihat oleh mandor.

Apa sekarang sudah menjadi pemulung juga! mau meriksa tong sampah?

Hahahahaha!

Petugas itu memang ada niat mencari. Mungkin saja ada disitu. Tapi mendengar perkataan mandor yang tajam dia mulai naik emosi. Tentu saja dia mengurungkan niatnya. Yang ada malahan hanya menendang tong sampah itu.

Plak!

Tong sampah berguling menghamburkan semua sampah keluar.

Hei! kamu harus me...

Mandor marah melihat tindakan petugas ini. Berniat memerintahkan mereka membersihkan sampah ini. Sampai ketika 3 botol minuman kosong terlihat berguling keluar.

Mereka semua terdiam memandangi botol kosong ini. Bahkan mata mereka terus mengikuti salah satu botol yang masih berguling. Terus berguling sampai terhenti disalah satu kaki lemari. Petugas berjalan menghampiri botol ini dan memungutnya.

Botol kosong ini masih lengkap dengan mereknya. Mata petugas melirik ke arah 2 botol lainnya. Semua kosong dengan merek sama. Tidak ada yang tidak tahu botol ini.

Ini sebuah jebakan!

Belum juga mereka melirik kearah mandor. Mandor sudah buka mulut membela diri. Tapi tetap saja muka mulai pucat. Raut wajah menunjukan dia tidak mengerti apa yang terjadi. Ketakutan bisa dirasakan ketika botol itu bisa ditemukan dan kebetulan itu ada di kantor dia.

Berbekal semua uang tabungan saat ini. Dia bisa dengan mudah mengganti semua botol minuman itu. Walau harus menghabiskan setengah uang miliknya. Tapi dia ragu walikota bisa menerima hal ini.

Sejak kejadian pengeboman, walikota dengan gencar mencari pelaku. Sekarang dia sudah mengantarkan diri menjadi kambing hitam. Apa mungkin para bawahan walikota tidak memanfaatkan kesempatan ini? Mereka dengan senang hati melakukannya.

Mengorbankan cecunguk kecil seperti mandor bukan hal yang sulit. Jika itu bisa mengamankan jabatan mereka, apa tidak mungkin dilakukan.

BUKAN AKU PELAKUNYA!

INI JEBAKAN!

Mandor meronta ronta mencoba melepaskan diri. Ketika diseret paksa oleh petugas pemeriksan utnuk dibawah ke kantor. Para pekerja terlihat tidak perduli. Tidak ada hal menyenangkan jika datang dari mandor ini. Bahkan mereka bersedia jadi saksi palsu hanya untuk menyingkirkan mandor itu. Sebuah dendam lama yang terluapkan.

Dilain sisi mata android terlihat tenang. Namun sempat menatap kearah mandor yang diseret. Disaat itu juga tangan mulai mengirim sinyal ke seseorang. Berselang beberapa waktu, area pembongkaran barang ini ditutup sementara untuk 3 hari. Tidak ada pekerjaan untuk 3 hari kedepan sesuai protokol.

Mendapati informasi itu, kebanyakan para pekerjaan menganggap ini sebagai hari libur. Mengunjungi cafe, warkop, tempat karaoke, atau hanya kumpul dirumah bersama keluarga. Namun bagi android ini merupakan agenda berbeda.

Berjalan didalam gang sempit. Dari ujung gang keluar sosok robot, mirip robot pekerja. Yang terus melangkah dan memasuki sebuah gendung, Kantor komunikasi.

Berbekal kartu dan chip yang telah diperoleh. Robot memasuki gedung sebagai staff. Berjalan santai seolah olah pekerja disana. Robot melangkah terus kedalam gedung. Sebagai staff tidak banyak area yang bisa dimasukin. Namun itu bukanlah masalah. memasuki salah satu ruang operator di waktu istirahat sebagai robot kebersihan.

Tidak banyak waktu selama pergantian shift. Tapi lebih dari cukup jika hanya meletakan sebuah robot mini. Dengan bentuk seperti mouse menggantikan mouse di komputer operator. Menjadi sebuah kamuflase yang sangat tidak terduga. Selama mereka tidak menaruh curiga dan melakukan pemindaian. Robot ini tidak akan ditemukan.

Dengan demikian semua pion telah ditetapkan. Rencana perentasan akan segera dimulai.

Siguiente capítulo