Diego berdiri di dekat jendela, pandangannya menerawang jauh entah kemana? Padatnya jalanan Ibu kota tak membuatnya beralih dari pikiran kosongnya.
Kedatangan Catterin bagaikan angin segar yang menyapanya, akan tetapi ada hal yang menggajal di lubuk hatinya. Diego masih saja menyangkal adanya sebuah perasaan yang terus mengusiknya. Ia selalu menganggap rasa itu tak ada, yang pada nyatanya rasa itu mulai tumbuh di hatinya meski selalu tak di hiraukan oleh si pemilik hati.
[Hai, Sayang,]
Sebuah chat masuk ke dalam gawainya. Diego mengamati pesan itu, bibirnya tersenyum karena mendapati pesan itu dari Catterin. Dengan segera ia membalas chat itu.
[Hai, mau kencan?]
Ya, inilah Diego yang selalu to the point. Ia masih penasaran dengan keanehan yang terjadi padanya. Hasratnya akan menghilang dengan sendirinya saat bersanding dengan wanita lain. Sementara dengan Odie, hanya dengan melihatnya saja naluri lelakinya selalu tak pernah reda.
****
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com