Bagi Olivia ide berkumpul ditaman malam ini adalah ide yang lumayan. Ia paham niat baik ibu mertuanya, tapi semua seakan menambah pedar dalam hatinya. Wajar bukan.. istri mana yang bisa menerima madunya dengan begitu lapang dada. Sebisa mungkin ia menahan rasa, mengesampingkan ego dan berusaha bertahan meski sakit itu makin terasa.
Tyas sedikit tahu diri, ia duduk bersebelahan dengan mommy, namun tetap saja posisi duduk ibu hamil itu berhadapan dengan Esa!
Astaga!! Olivia pun tak bisa menguasai cemburu yang berkecamuk begitu hebat. Gadis muda mantan sekretaris suaminya memang enerjik dan punya daya pikat tersendiri, bahkan ia leluasa mengajak Zara dan Aldi bersenda gurau tanpa rasa canggung.
.
Zara bisa menangkap betapa getir yang dirasa oleh Olivia, dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk rumah tangga rumit kakak iparnya..
aiihh apa kabar dengan pernikahannya sendiri.. bahkan baik ia maupun Aldi harus berpura-pura mesra dihadapan keluarga yang lain meskipun harus memendam rasa marah dan rindu yang membaur jadi satu.
***
Atas permintaan mommy Zara dan Aldi terpaksa menginap disana, Baik lah mungkin ini kesempatan untuk memperbaiki kesalahpahaman tempo hari.
Aldi mendapati pakaian tidurnya sudah disiapkan diatas ranjang, air minum di nakas, dan air hangat untuk mandi. Senyumnya mengembang,, meskipun masih marah tetap saja Zara selalu melakukan kewajiban jika mereka sedang bersama.
Terlihat Zara pun yang masih mengeringkan rambut dengan hairdryer. Didalam kamar mereka belum memulai satupun percakapan, masih gengsi untuk mulai duluan.
.
Alis Zara menyatu,, dari tadi ia lupa mengaktifkan ponsel, ada beberapa pesan dan panggilan dari Tristan, kak Shanum dan... Suaminya!
Gadis itu mengurungkan niat untuk membalas pesan Tristan yang memberi tahu motor nya mau di antar kemana. Zara melirik kearah Aldi berselonjor diatas ranjang yang juga sibuk dengan ponselnya.
.
"kau mau kemana?" sergah Aldi menghentikan kegiatan Zara mengambil selimut dan bantal.
"aku akan tidur disofa,," sahut Zara dingin, entah kapan datangnya tau-tau Aldi sudah berdiri satu jengkal darinya.
"kenapa kau tidak pulang??"
Zara mendengus kasar, siapa yang tidak menghalanginya untuk tidak pergi.
-Dasar pria aneh!-- umpat Zara dalam hati.
Gadis berbalut gaun tidur berbahan satin itu memilih untuk diam daripada harus memulai sebuah pertengkaran lagi.
Aldi menarik Zara saat hendak menunju sofa, ia menenggelamkan kepala istri yang ia rindukan kedalam dekapannya. Gadis itu sempat merontah namun Aldi tidak memberikan kesempatan untuk lolos darisana.
Ragu-ragu Zara membalas pelukan suaminya, ada perasaan nyaman begitu ia rasakan dekapan hangat dari orang yang ia cintai!! yah... tidak salah lagi... dia telah jatuh cinta pada suaminya!!
"aku tidak ingin kau pergi lagi..." lirih Aldi kian mempererat pelukannya, sementara Zara menjawab dengan anggukan, hatinya meleleh seketika, amarah yang ingin ia tunjukkan perlahan memudar.
Kedua tangan Aldi menyentuh pipi Zara sehingga gadis bertubuh lebih pendek darinya terpaksa mendongak.
"Zara... aku.. aku..." peluh bercucuran dari dahi Aldi padahal mereka berada di kamar full AC, degub jantung berdebar tak karuan, bibirnya seakan keluh hanya untuk sekedar mengutarakan maksud hati, begitu ia kehilangan gadis itu!
Sementara otak Aldi merangkai kata dengan sabar Zara menunggu apa yang akan keluar dari mulut pria yang ia cintai,, matanya berbinar jantung nya ikut menari seolah ia dan Aldi terbawa ke dimensi lain.
"aku kesepian dirumah.. tidak ada yang memasak makanan enak seperti mu.. menyiapkan bajuku, atau yang membangun kan pagi-pagi..." kata itu yang meluncur dari sekian menit penantian yang terbuang sia-sia
-Akh!! sial.. sial...!!!-- gerutu Aldi dalam hati, ia menggigit bibir,, wajah Zara merah padam.
"seperti nya kamu itu butuh mba Rahayu bukan aku..." rajuk Zara menghempaskan tangan Aldi dari pipinya, ia sangat kecewa.. tidak sesuai ekspektasi!!!
Dengan sigap Aldi menangkap tubuh Zara yang hampir enyah dari hadapannya. Tanpa basa-basi ia segera melumat bibir ranum istri nya.. begitu ia merindukan masa ini.
Biarkan bahasa tubuh yang bicara saat mulut tidak mampu mengungkapkan apa yang sudah di isyarat kan oleh hati.
~aku Sangat merindukan mu Zara .. sangat..!!! saat kau pergi seakan kau telah membawa separuh nafasku bersamamu.. aku pernah merasakan kegilaan begini pada Aura,, tapi tidak pernah merasakan begitu menderita ketika dicampakkan, saat kau tidak ada.. duniaku jadi sunyi dan aku begitu terluka....~ lirih Aldi dalam hati tanpa ia lepaskan dekapan dan kecupan bertubi-tubi.
Terdengar deru nafas Zara tersengal ketika suaminya tidak memberikan ruang untuk nya menghirup udara.
"auuch... Al.." rintih Zara,, Aldi makin menggila lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang., tidak ada yang lain dibenak Aldi kecuali bisa memiliki Zara seutuhnya agar gadis itu tidak sembarangan pergi lagi darinya.
Namun niat itu ia urungkan... Gadis itu merontah sekuat tenaga memberikan penolakan akan apa yang diinginkannya, dia akan lakukan jika memang Zara rela!
akhirnya tubuh Aldi terdorong, Zara segera bangkit merapikan dirinya yang berantakan lalu menghambur ke kamar mandi.
Aldi berusaha mengendalikan diri ketika mendapat penolakan, ia duduk diujung ranjang, mengusap kasar wajah nya.
"apa Tristan alasannya???" gumamnya mengepal tinju, ada cemburu kembali membakar hati!