webnovel

Jodoh untuk Jay

Jam di dinding sudab menunjukkan pukul 8 malam dan Kenan masih sendirian dirumahnya. Entah kemana kemana hari ini orang-orang sibuk dengan urusannya sendiri namun Kenan tak ambil pusing dia memilih menonton acara favoritnya sambil ditemani potongan buah naga segar dan teh hijau.

"Mom aku langsung ke kamar ya, makasih belanjaannya."

"Iya sayang, jangan tidur malem-malem ya." Jesica mengusap lembut pipi anaknya sebelum Jay pergi.

"Apaan sih mom, Jay kaya anak kecil aja digitu-gitu."

"Eh justru cuman dia aja yang masih mau kakak sama mana mau digituin." Jesica kini melihat suaminya yang sedang duduk di sofa.

"Daddy...." Ara memeluk Kenan dari belakang.

"Udah belanjanya sayang?"

"Udah dong, makasih Daddy." Ara mencium pipi Kenan.

"Yang lain mana?"

"Jay udah ke kamarnya, mommy...." Ara mencari keberadaan ibunya yang sempat berjalan disampingnya tadi.

"Ga tau deh tadi ada kok kayanya ke atas." Ara menebak-nebak.

"Masih marah sama Daddy kayanya."

"Engga kok, udah dikasih coklat sama Jay supaya ga BT."

"Buktinya ga nyamperin."

"Makannya Daddy jangan cari perkara deh."

"Ya udah kamu ke atas, istirahat."

"Daddy ga akan tidur di kursi kan?"

"Apa pernah liat Daddy tidur dikursi?"

"Ya engga, kali aja.."

"Aku ke air dulu deh nanti aku turun lagi temenin Daddy."

"Tumben.."

"Supaya Daddy juga ga BT." Ara lalu beranjak naik ke kamarnya untuk membersihkan diri bertepatan dengan Jesica turun.

"Mom dicariin Daddy tuh." Ara sambil terus menaiki anak tangga. Jesica tidak langsung menemui Kenan dia lebih memilih ke dapur dan mencari minuman untuk dirinya setelah itu dia menghampiri Kenan sambil menenteng gelas berisikan air putih.

"Ga tidur Mas?" Jesica meletakkan gelas di meja lalu duduk disamping Kenan.

"Nanti aja, kamu ga istirahat?"

"Nanti juga."

"Masih kesel sama Mas?"

"Iya tadi aku kesel. Aku kesel ya Mas sama khawatiran Mas itu. Aku paham sih tapi ga sampe segitunya."

"Ya terus Mas harus gimana?"

"Ya biasa aja, lama-lama Mas kaya ngingetin aku terus soal kematian."

"Engga sayang, bukan gitu. Maaf, Mas cuman takut, perasaannya tuh beda aja."

"Mas soal kematian itu ga ada yang tahu jadi siap ga siap kapan aja bisa kejadian mau segimana kita coba ngehindarin pasti bakalan kejadian itu udah takdir dan pasti dialami sama semua orang sekarang ya pasrah aja Mas."

"Iya-iya udah Mas minta maaf ya jangan marah-marah." Kenan mengalah.

"Besok-besok aku ga mau bahas soal itu lagi ya."

"Iya sayang tapi ngomong-ngomong mobilnya udah datang tuh ga mau liat?"

"Besok lagi aja lagi ga mood liat mobil."

"Itu berarti kamu masih kesel sama Mas.."

"Ya habis Mas nya.." Jesica terdiam saat melihat Kay masuk.

"Baru pulang sayang?"

"Iya mom, aku tadi kerumah Doni dulu. "

"Ya udah mandi terus istirahat ya jangan begadang."

"Iya mom.." Kay tak berbicara banyak langsung memlih pergi ke kamarnya.

"Udah jangan kesel-kesel ga enak diliatin anak-anak."

"Mas yang bikin aku kesel."

"Iya Mas salah sayang." Kenan mencium punggung tangan Jesica yang ada digenggamannya.

"Nah gitu dong ngaku salah." Canda Jesica yang mulai tersenyum.

"Iya Mas kan selalu salah." Kenan mulai merangkul bahu Jesica membuatnya menyadarkan kepalanya di dada Kenan.

"Maaf lama tadi kebablasan mana macet dijalan."

"Iya ga papa sayang asal jangan keseringan."

"Cie...udah mesra lagi." Ledek Ara yang turun lagi dari kamarnya.

"Pasti aja kalo Daddy sama mommy lagi berdua kakak yang ganggunya."

"Mom tadi bukannya beli pizza, dimana?"

"Ada di dapur itu sayang mommy simpen."

"Bawa sini kak." Teriak Kenan pada anaknya dan tak lama Ara datang di pizza ditangannya.

"Katanya Daddy diet tapi makan pizza."

"Sekali-kali aja, masa Daddy ga dibawain oleh-oleh." Kenan mengambil satu potong pizza dan langsung dilahapnya.

"Mom..Itu Jay cariin cewek kek supaya ada kegiatan."

"Kakak apaan sih biarin aja dia mungkin ga mau pacaran."

"Ih mommy emang ga takut apa kalo..."

"Kalo apa?"

"Ya kalo gitulah salah gaul."

"Jay itu normal sayang dia emang belum mikir itu aja." Kenan tahu maksud Ara kemana.

"Ya tapi Dad, masa sekalipun ga pernah apa dia ngerasain suka atau kepingin apa gitu."

"Kamu nih mikirnya ya engga-engga." Jesica mulai sadar apa yang tadi dipikirkan Ara.

"Jodohin aja sama anaknya temen mommy siapa kek, anaknya Tante katerin eh jangan beda agama deh kasian nanti, hm...Tante Dena atau Tante Lala."

"Tante Lala anaknya cowok semua."

"Ya udah Tante Dena."

"Udah jangan-jangan, Jay biar fokus sekolah aja soal begitu nanti aja." Kenan tidak setuju.

"Lagian kasian dijodoh-jodohin gitu ga enak kak." Perkataan Jesica membuat Kenan langsung menolehnya.

"Ga enak?" Kenan mengernyitkan dahinya karena tersindir dengan kata perjodohan.

"Bukan gitu Mas, Maksud aku siapa tahu sebenernya Jay punya cewek tapi kan kita tahu dia pemalu jadi mungkin belum ngomong aja. Kalo misal tiba-tiba dijodohin kasian anaknya."

"Terus pacar kakak siapa sekarang?"

"Kok jadi bahas aku."

"Daddy pingin tahu."

"Ga ada, aku ga punya pacar."

"Bohong, kemarin mommy liat ada yang jemput di depan rumah."

"Oh itu David mom temen aku."

"Yang pake motor siapa?"

"Itu Sandi Dad temen aku juga."

"Ih banyak banget temen cowoknya."

"Bisma?"

"Dad....aku sama Bisma temen aja."

"Awas ya kakak kalo masih pacaran sama Bisma Daddy ga ijinin keluar."

"Bisma ga sengaja kali dad kaya gitu."

"Daddy ga suka ada orang yang nyelonong masuk rumah padahal belum dipersilahkan sama pemiliknya, ini dia masuk kamar kamu buat apa?belum lagi ngintip-ngintip kamar mommy. Untung aja ada CCTV jadi Daddy tahu kelakuan dia."

"Mungkin dia awalnya nyari aku dad.."

"Tetep apapun alasannya Daddy ga suka."

"Iya udah engga kok dad ga usah marah gitu."

"Kakak juga jangan gunta-ganti pacar mulu dalam seminggu mommy liat yang jemput kamu pasti beda-beda."

"Namanya juga main-main mom, mommy kan dulu juga gitu."

"Iya ya mommy siapa tahu gitu dulu.." Kenan mendukung ucapan Ara membuat Jesica mencubitnya.

"Udah malem ah, tidur-tidur." Jesica mengalihkan pembicaraan dan segera berdiri lalu membereskan meja sebelum mereka masuk ke kamar masing-masing.

"Belanja apa aja sayang?" Kenan melihat banyak tas belanja di kamarnya.

"Baju, tas, sepatu..."

"Mas ga dibeliin?" Kenan sambil menyalakan lampu tidur.

"Aku beliin jam tangan dua, habis aku ga tahu Mas butuh apalagi."

"Mas ga butuh apa-apa yang penting kamu sama anak-anak seneng."

"Jay kayanya nurun dari Mas sweetnya." Jesica langsung memeluk suaminya dari samping.

"Ara dari kamu berarti, ngomongnya ga pernah direm."

"Bukan Mas aku tahu kenapa."

"Kenapa?"

"Inget ga pas hamil Ara kita di Jogja sama siapa?"

"Dena?oh iya mirip-mirip Dena ya kelakuannya." Kenan sambil tertawa. Kalo dipikir-pikir iya juga sikap Ara memang mirip dengan sahabatnya itu terutama cara Ara berbicara.

****To be Continue

Tenang ya guys cerita nya masih pemanasan jadi mungkin rada bosenin.

Jangan lupa leave comment and Vote ya ;)

Keyatmacreators' thoughts
Siguiente capítulo