webnovel

112. Sebuah Surat

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan Hadyan muncul dari baliknya. Seperti biasa, setelah selesai dengan tugasnya di ruang kerja, ia akan mengadakan pertemuan dengan para tetinggi untuk membahas pertahanan kerajaan mereka dan kemakmuran rakyat. Hadyan menatap Tasia yang juga turut menatapnya dengan kedua mata sayu.

"Tidurlah duluan. Kau sudah kelelahan. Terimakasih sudah menungguku." Ucap Hadyan.

Tasia mengangguk membenarkan. Hari ini ia sudah melalui banyak sekali hal, dari upacara pengangkatan yang mengharuskan dirinya mengenakan mahkota yang sangat berat dan tiba-tiba bisa menyebrang ke alam manusia untuk bertemu dengan sahabatnya yang tiba-tiba mengunjungi. Ini adalah hari luar biasa yang juga menguras energinya. Gadis itu beranjak dari kursi meja rias dan merangkak naik ke atas ranjang. Hadyan membuka pakaian kerajaannya hingga menampakkan perut berototnya yang seketika membuat Tasia tersipu tanpa alasan.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo