Hadyan menggeram "Kau menyiksaku sekarang, calon permaisuriku. Saat kita belum sah menikah. Kau malah menerobos masuk ke kamarku dengan begitu cantik dan harum."
Tasia langsung menarik rambutnya dari genggaman pria itu dan bergeser mundur "Hei! Jangan macam-macam! Aku bisa memukulmu seperti Patra." Ucapnya, meski tidak bersunggung-sungguh. Tidak mungkin ia memukul Hadyannya yang sangat berharga.
Pria itu tertawa melihat gadis di hadapannya begitu galak, padahal jelas tertera sebuah ketakutan di wajahnya. Ia menarik lengan kecil Tasia mendekat "Jangan takut padaku. Aku adalah pangeran terhormat, tidak akan macam-macam pada seorang perempuan, apalagi perempuan yang aku cintai. Lagipula kalau mau mengikuti aturan, seharusnya kita tidak boleh tidur di dalam kamar yang sama sebelum menikah. Tapi aku melanggarnya demi dirimu."
Tasia terlihat terkejut "Serius?! Apa tidak apa-apa kalau dilanggar? Aku bisa kembali ke kamarku sekarang."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com