Hadyan mengusap kepala Tasia dengan sayang.
"Aku punya sesuatu untukmu." Ucap pria itu. Entah sejak kapan ia memegang sebuah kotak berukuran sedang. Mungkin ia munculkan dengan kekuatan goibnya?
"Untukku?" Ulang Tasia dengan menerima kotak itu. Hadyan mengangguk. "Bukalah."
Tasia membuka kotak itu lalu sektika tertawa heran. Ia mengeluarkan sebuah bantal kecil berwarna merah yang terasa agak berat seperti berisi pasir. Ia tau benda apa ini. Itu adalah bantal panas yang dulu sering ayahnya gunakan saat pulang kerja untuk menghangatkan pinggangnya yang pegal-pegal.
"Kenapa kau memberi ini?" Tasia tertawa. Entah habis minum obat apa pria itu hingga jadi gila begini.
"Aku melihat anak di kelas Patra membawa ini saat ia sakit. Kata Patra, bantal itu bisa memberikan kehangatan. Karena itu, aku minta tolong padanya untuk membelika satu untukku." Jelasnya. Tasia menatap bingung, tidak mengerti apa hubungannya penjelasan tentang kegunaan dan asal usul bantal itu dengan dirinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com