webnovel

Qi Inc

Perhatian!

Nama perusahaan yang muncul di bab ini adalah fiktif belaka!

Jika terdapat kesamaan nama perusahaan, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!

Selamat membaca!

***

Ethan terdiam ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Carolina.

Oh iya! Aku mau apa?

Dia awalnya tertarik ketika melihat wanita itu di restoran hotel di Bali yang memakai ekspresi wajah penuh kepalsuan sementara sewaktu di kamar, wanita itu sepertinya hebat dalam berkata kasar.

Lalu setelah bertemu kembali di lobby, dia lagi-lagi terkesima karena wanita itu berusaha untuk pura-pura tidak mengenalnya.

"Apakah mungkin dia tidak menikmatinya malam itu? Tapi sepertinya ada kok, buktinya kami melakukannya beberapa kali,"

Setelah mengetahui bahwa wanita itu adalah anak magang di perusahaan keluarganya, dia tiba-tiba ingin melihatnya lagi dan langsung menyuruh sekretaris perusahaan untuk memanggilnya, itu dia lakukan hanya untuk melihat ekspresi wajah wanita itu.

"Aku hanya ingin menemuimu," ucap Ethan akhirnya, mengatakan sejujurnya.

"Hah?" Carolina tidak percaya dengan apa yang dia dengar, si apel merah itu menyuruhnya kemari hanya karena dia ingin menemuinya? Omong kosong macam apa ini!

Carolina kemudian menurunkan kembali kakinya yang disilang sebelumnya dan bangkit berdiri mendekati Ethan.

"Sekarang kita udah ketemu, kan? Yaudah kembalikan kalung gue," ucap Carolina sambil menyodorkan tangannya, untuk meminta kalungnya kembali.

Ethan menatap tangan Carolina yang disodorkan kepadanya, "Apakah setelah aku mengembalikkan kalungnya, dia tidak mau bertemu denganku lagi?" pikir Ethan.

Melihat Ethan yang diam saja, Carolina menjadi tidak sabar, dia menggoyang-goyangkan tangan yang dia sodorkan seakan-akan menyuruh pria itu untuk segera memberikannya.

Tapi tiba-tiba pandangan Carolina jatuh pada dokumen yang berada di meja Ethan.

"Qi Inc? Jadi mereka masih belum ketahuan," pikir Carolina.

Ethan yang menyadari tatapan Carolina sedang menatap dokumen di mejanya, bertanya, "Ada apa?"

Setelah mendengar pertanyaan itu, Carolina langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Ethan, "Gak, mana kalung gue!" ucapnya yang kembali menggoyangkan tangannya.

"Kasi tau dulu, kalo gak kalungmu gak akan aku kembalikan," ucap Ethan yang tiba-tiba penasaran kenapa wanita di depannya memasang ekspresi seperti itu.

"Gak kok, gak apa-apa, udah mana kalung gue," ucap Carolina yang masih menyodorkan tangannya

"Yaudah kalau kamu gak mau kasi tau, kamu bisa keluar," ucap Ethan kemudian membuka kembali laci mejanya, berpura-pura untuk menyimpan kembali kalung itu.

Melihat Ethan yang berusaha untuk menyimpan kembali kalung itu, Carolina menarik kembali tangannya dan berpikir dengan cepat, apakah dia harus memberitahukan yang sebenarnya?

"Ah bodo deh, yang penting dia harus segera balikin kalung pemberian papa," pikir Carolina yang akhirnya telah mengambil keputusan.

"Oke oke! Gue kasi tau! Gue kaget aja lihat ada dokumen yang sepertinya merupakan proposal kerja sama dari Qi Inc," ucap Carolina akhirnya.

Ethan yang sama sekali tidak mengira alasan yang sebenarnya adalah itu, semakin tertarik, "Coba jelaskan!"

Carolina menghela nafas sejenak, dia sudah terlanjur basah juga, sekalian nyebur aja deh.

"Qi Inc terlibat pencucian uang dalam jumlah yang besar, dikit lagi juga kasusnya bakal diberitakan sama media, mungkin, jadi gue pikir, sebaiknya NamTech gak usah kerjasama sama mereka. NamTech saat ini salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Lo gak mau reputasi NamTech rusak gara-gara berhubungan sama perusahaan seperti itu, kan? Tapi ya terserah lo, sih." ucap Carolina.

Sewaktu berselancar di dark web, dia melihat ada lowongan pekerjaan untuk mencari tahu rahasia kotor tentang perusahaan itu, karena bayarannya cocok, Carolina yang memiliki identitas lain sebagai FA, hacker terkenal, mengambil pekerjaan tersebut dan akhirnya mendapatkan bahwa beberapa pemegang saham mereka telah melakukan pencucian uang dalam waktu yang besar.

Setelah menemukan hal itu, Carolina tidak langsung menyebar luaskan hal itu seperti biasa yang sering dia lakukan, tapi dia langsung memberikannya kepada orang yang membuka lowongan itu.. Namun sudah hampir satu bulan sejak dia memberikan hal itu kepada orang yang membuka lowongan tersebut, Qi Inc masih beroperasi dengan normal.

Carolina tidak tahu apakah hasil yang dia temui dijadikan ancaman untuk Qi Inc atau tidak, tapi Carolina sama sekali tidak peduli.

Dia bukanlah malaikat yang harus melarang penyewanya untuk tidak melakukan hal tersebut, selama dia sudah dibayar dan mereka tidak mengganggunya, Carolina juga tidak akan mengganggu mereka.

Ethan mengernyit, dokumen yang depannya bertuliskan Qi Inc itu memang adalah proposal yang ditawarkan perusahaan tersebut, tapi setelah itu terdapat informasi yang tim khusus kumpulkan untuk perusahaan itu.

Apakah mereka "bersih" - tidak pernah terkena skandal dan reputasinya baik, "aman" - perusahaan itu pernah terkena skandal tapi reputasinya masih baik - atau malah "kotor" - tidak perlu menjalankan kerja sama dengan perusahaan tersebut karena reputasinya sudah kotor -

Jadi biasanya sebelum ada proposal bisnis yang masuk, tim khusus itu harus mencari tahu mengenai perusahaan tersebut sebelum akhirnya proposal itu masuk ke meja ceo.

Dan dokumen itu jelas menegaskan bahwa Qi Inc termasuk perusahaan yang "aman", bahkan informasi yang tertulis di dokumen itu tidak pernah menyinggung apa pun soal pencucian uang.

Ethan kemudian menatap Carolina, raut wajahnya berubah menjadi tegas, "Kamu tahu apa yang baru saja kamu ucapkan bisa disebut pencemaran nama baik?"

Awalnya Ethan mengira bahwa Carolina kaget ada dokumen itu karena ceo Qi Inc sebelumnya pernah terlibat kasus prostitusi, dan Carolina mengira kasus itu masih berdampak pada perusahaan tersebut, jadi wanita itu mengatakan hal seperti itu. Tapi perusahaan itu telah dipimpin oleh ceo yang baru, dan reputasi mereka sudah membaik dan mungkin Carolina tidak mengetahui hal tersebut.

Jadi ketika Ethan mendengar hal yang sama sekali tidak disebutkan di dokumen yang dia baca, entah kenapa dia menjadi kesal, apakah wanita itu adalah tipe wanita yang suka mengatakan kebohongan yang merugikan orang lain?

Ethan jelas tahu bahwa wanita itu sering mengenakan ekspresi palsu, dan juga sering berbohong seperti dia tidak mengenalnya. Tapi jika tingkat kebohongannya sudah sampai merugikan orang lain, dalam hal ini Qi Inc. Tentu saja Ethan menjadi ilfeel.

Carolina yang melihat Ethan sepertinya tidak mempercayainya, menjadi kesal!

Dia sudah membocorkan rahasia seperti ini! Tapi pria itu malah tidak mempercayainya?!

Dan ekspresi macam apa itu? Lo kira gue lagi bohong, ya?!

"Kalau gue bisa buktikan omongan gue, gimana? Lo mau balikin kalung gue, nggak?" tantang Carolina.

"Deal!"

"Oke! Deal! Lo cowok jadi gak boleh tarik ucapan lo lagi!" ucap Carolina tapi kemudian dia lupa bahwa "bukti" itu berada di penyimpanan cloud* private miliknya, dan handphonenya saat ini tidak bisa mengakses penyimpanan tersebut karena sistem operasinya masih jadul.

(*Penyimpanan awan / Cloud Storage, contohnya: Dropbox / Google Drive)

"Sial! Kayaknya gue memang harus beli handphone baru, deh! Bodo amat sama tanggapan orang!" pikir Carolina.

Ethan yang melihat Carolina diam saja, bertanya, "Kenapa? Kamu gak bisa buktiin, kan? Kalau kamu minta maaf dan mengaku sudah berbohong, aku akan memaafkanmu."

"Gue bisa buktiin, kok!" ucap Carolina yang tampak kebingungan, apakah dia harus ijin untuk balik ke indekosnya dan mengambil bukti itu?

Carolina memang sering membackup hasil kerjaannya sebagai jaga-jaga kalau ada orang yang tertarik untuk membeli hasil kerjaannya, lagi pula sayang jika harus dibuang begitu saja.

Tapi pandangan Carolina tiba-tiba tertuju pada monitor yang berada di atas meja Ethan.

"Itu komputer, kan? Apa internetnya jadi?" tanya Carolina.

"Iya, kenapa?" tanya Ethan bingung.

"Gue butuh akses internet buat ambil buktinya, handphone gue lagi gada kuota," ucap Carolina asal. Dia rada malu juga untuk bilang bahwa handphonenya saat ini kentang, jadi gak bisa akses bukti yang ingin dia dapatkan.

Ethan lagi-lagi menyadari bahwa wanita itu berbohong, tapi karena kebohongan kali ini tidak merugikan, dia akhirnya membiarkannya.

Ethan kemudian berdiri dari kursi kulit yang dia duduki, dan mempersilakan Carolina untuk mendudukinya, untuk memudahkan wanita itu mengakses komputernya.

Setelah mouse itu berada di tangannya, Carolina menoleh kepada Ethan yang berada disampingnya, seolah-olah berkata, "Ngapain lo di situ?"

Ethan yang sepertinya menyadari tatapan tidak suka dari wanita itu, menjawab, "Ehem, bagaimana pun, ini adalah komputer perusahaan! Aku tetap harus mengawasi apa yang kamu lakukan."

Carolina kemudian memutuskan untuk menghiraukan Ethan yang berada disampingnya, toh sepertinya pria itu tidak begitu mahir menggunakan komputer.

Carolina lalu mengetikkan sesuatu di keyboard dan sebuah layar muncul setelah dia menekan tombol enter.

"Hmm… spesifikasi komputernya lumayan juga. Yah, seperti yang diharapkan dari salah satu perusahaan IT terbesar di Indonesia," pikir Carolina.

Ethan yang penasaran dengan apa yang muncul di layar monitor, mendekat dan mulai membaca tulisannya.

"System Information… tunggu! Kamu baru saja mengecek spesifikasi komputer ceo perusahaan?" tanya Ethan dengan tatapan tidak percaya. Hal pertama yang wanita itu lakukan setelah mendapatkan akses komputernya adalah mengecek spesifikasi komputer tersebut.

"Kenapa? Masalah? Apa ada sesuatu yang lo sembunyiin juga ya? Video mesum misalnya," ucap Carolina kemudian mulai mengarahkan kursor komputer untuk membuka folder-folder di dalam komputer itu.

Terima kasih atas dukungan kalian selama ini <3

Kali ini gak ada update 2 chapter sekaligus, karena Author menerima 37 batu kuasa, dan 4nya dari author. Jadi total jumlah dari pembaca 33. Targetnya 35 baru akan di update 2 chapter sekaligus :p

Jangan lupa untuk terus kasi dukungan lewat komen, batu kuasa / power stone, dan ulasan/review ya!

Karena berkat dukungan kalian itu, author bisa terus semangat melanjutkan cerita ini xD

Salam,

FallenAngel4869creators' thoughts
Siguiente capítulo