Peringatan!
Di chapter kali ini ada beberapa pembahasan yang mungkin tidak cocok untuk anak dibawah umur dikarenakan mengandung tema dan muatan dewasa!
Diharapkan kebijakan dari pembaca semuanya!
Selamat membaca!
***
Suasana kembali menjadi hening antara Carolina dan Andrew. Carolina sesekali mencomot kentang goreng yang dia pesan, sementara Andrew hanya mengaduk-aduk minumannya, dia bahkan belum menyentuh chicken burger yang dia pesan sebelumnya.
"Ndrew, kayaknya aku balik ke hotel dulu deh. Kamu mau balik atau masih mau nunggu di sini?" Carolina tiba-tiba berdiri dari kursinya setelah menghabiskan coklat panas yang dia pesan sebelumnya. Kentang goreng yang dia pesan juga sudah habis.
"Sayang kan udah bayar mahal terus gak dihabisin," pikirnya. Suasana saat ini benar-benar canggung, tapi Carolina berpikir akan sangat amat disayangkan jika dia tidak menghabiskan makanan dan minuman yang dia pesan.
"Aku kayaknya di sini dulu, deh," ucap Andrew. Carolina hanya mengangguk kemudian mulai berjalan menyisir pantai.
Andrew menatap punggung Carolina yang perlahan-lahan mulai menjauh. Namun tiba-tiba wanita itu dihampiri oleh dua orang pria yang sepertinya adalah turis yang sedang berlibur dilihat dari wajah mereka yang seperti bule.
Andrew mulai berdiri dari tempat duduknya ketika melihat itu, berpikir bahwa kedua pria itu mungkin mengganggu Carolina.
Tapi tiba-tiba Carolina mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan sesuatu kepada dua pria itu, dia mendekatkan tubuhnya ke arah mereka dan seperti mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya melanjutkan kembali perjalanannya.
Kedua pria itu tidak berkutik, terdiam kaku di tempat sebelum akhirnya tersadar dan pergi entah ke mana.
Andrew hanya menatap hal tersebut dengan tatapan bingung.
Sebenarnya, apa yang baru saja terjadi?
***
"Carol!" Carolina menoleh ketika namanya dipanggil. Suasana hatinya sedikit membaik ketika bertemu dengan dua pria yang melakukan catcalling pada dirinya.
Padahal dia hanya sedang berjalan di tepi pantai, tapi tiba-tiba dua pria itu mulai bersiul siul padanya.
Awalnya dia hanya membiarkan mereka saja, mengabaikan mereka dan bertingkah seperti biasanya, tapi tiba-tiba dua pria itu menjadi lebih berani dan mendekatinya.
Berani-beraninya mereka mencoba untuk melakukan catcalling padanya!
"Hei! Carol!" lamunan Carolina terhenti ketika mendengar namanya disebut. Dia menoleh ke arah asal suara dan melihat Riko dan Clara sedang mendekatinya.
"Andrew mana? Kok lo sendirian aja?" tanya Riko yang tidak melihat Andrew bersama Carolina.
"Dia lagi makan di situ, tiba-tiba aku sakit perut dan pengen balik ke hotel. Kunci kamarnya mana?" tanya Carolina yang tentu saja sudah menyiapkan sebuah alasan.
Tidak mungkin dia mengatakan bahwa suasana di antara dia dan Andrew telah menjadi terlalu canggung.
Lagi pula, dia ingin memberikan waktu bagi Andrew untuk sendirian.
"Nih, ngomong-ngomong, penampilan gue gimana? Gak terlalu vulgar gitu kan ya?" ucap Clara yang memakai atasan dari kain bali yang dibalut seperti wrap dress dan bawahannya juga memakai kain bali yang diikatkan di pinggangnya. Clara kemudian mulai berpose di depan Carolina.
Carolina menatap penampilan Clara sebentar kemudian mengacungkan jempolnya.
"Tuh lihat! Kalau gue pake bikini yang lo beli pasti kesannya vulgar!" tuduh Clara ke Riko.
"Tapi kan kita udah deal tadi! Curang lo!" ucap Riko yang pura-pura tidak senang dengan penampilan Clara. Padahal dalam hati dia sedikit bersyukur juga. Dia tidak menyangka suasana pantai akan ramai seperti ini.
"Besok pagi deh gue pake. Kita bisa renang di kolam hotel dulu sebelum pulang," ucap Clara mencoba bernegosiasi kembali. Setelah mencoba memakai bikini yang dibelikan Riko di kamar mandi. Dia memang terlihat super seksi. Dia sedikit malu untuk menunjukkan hal itu di depan Riko jadi dia langsung menutupi tubuhnya dengan kain bali. Riko bahkan belum melihatnya.
"Iya deh iya, awas aja lo bohong lagi. Dasar penggemar plastik!" ucap Riko dengan suara pelan yang kemudian langsung berjalan menuju air laut.
"Kami pergi main dulu ya, Carol! Ini kunci kamarnya" ucap Clara yang menyerahkan kunci kamar hotel kemudian langsung menyusul Riko.
Carolina mengambil kunci yang diberikan oleh Clara dan menatap mereka dengan geli. Baginya itu terlihat jelas bahwa Riko hanya pura-pura untuk ngambek.
Apakah terjadi sesuatu diantara mereka berdua?
Tapi dia tidak ingin ikut campur, toh itu bukan urusan dia.
Carolina kemudian melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke hotel.
***
"Pergi berlibur?" Ethan yang sedang duduk di kursi pesawatnya tiba-tiba disapa oleh wanita yang duduk disampingnya dalam bahasa inggris.
Agung, sekretaris perusahaan NamTech memesankan tiket first class untuk Ethan, untuk kabin first class di pesawat itu memiliki 12 kursi yang diatur menjadi 1 2 1. Ethan mendapatkan kursi di tengah-tengah jadi ada penumpang lain yang duduk disampingnya.
"Ah, iya," ucap Ethan yang sedang membaca majalah teknologi yang sengaja dia beli sebelum berangkat.
"Bagaimana dengan kamu? Liburan atau pekerjaan?" tanya Ethan balik yang kini menatap wanita tadi yang bertanya padanya. Masker wajahnya sudah dilepaskan tapi dia masih menggunakan kacamata hitam miliknya. Berjaga-jaga jangan sampai ada yang memotretnya.
"Pekerjaan sekaligus liburan, mungkin?" ucap wanita itu sambil tersenyum. Dia terlihat seperti berusia 30 tahun dengan kulit putih, hidung mancung dan berambut panjang berwarna pirang. Sekali lihat Ethan langsung bisa mengetahui bahwa wanita itu sepertinya bukan orang asia.
"Itu terdengar menyenangkan," ucap Ethan basa basi. Dia memang bukan tipe orang yang pandai untuk basa basi.
Wanita itu hanya tersenyum dan tidak melanjutkan pembicaraan mereka lagi. Dia merasa bahwa Ethan sedikit familiar tapi dia lupa kapan atau di mana pernah melihat pria tersebut.
Tapi dia segera membuang jauh-jauh pikiran itu, mengingat bahwa Ethan sama sekali tidak mengenalnya.
***
"Dasar tidak berguna! Menggoda seorang wanita saja kalian tidak bisa!" ucap seseorang. Di depannya ada 2 pria bule yang tadi menghampiri Carolina.
Dua pria itu hanya diam saja. Mereka memang sengaja dibayar oleh orang yang berada di depan mereka.
"Ini bayaran kalian, dan enyahlah!" ucap orang itu melemparkan uang dan berlalu pergi meninggal kedua pria itu.
"Ah serius deh, kita benar-benar sial. Kukira kita bisa mendapatkan uang lebih." ucap salah satu diantara mereka.
"Yah, siapa yang mengira bahwa target kita kali ini adalah wanita yang seperti itu," ucap pria yang satunya.
Mereka berdua memang bekerja sebagai pria sewaan, biasanya pelanggan mereka yang langsung menerima layanan dari mereka, ada juga pelanggan yang menyuruh untuk menggoda wanita dan menjebak mereka. Untuk kasus yang kedua biasanya mereka hanya terlihat kencan biasa atau ada juga yang sampai lanjut di dalam kamar. Mereka akan memotret atau memvideokan hasil dari apa yang mereka lakukan dan mengirimkan ke pelanggan mereka.
Mereka mengira target kali ini akan mudah, seorang wanita yang masih berusia 20 tahun, pekerjaan mereka cuma terlihat sedang jalan bareng dan terlihat sedikit mesra.
Dengan pengalaman dan wajah mereka yang ganteng, wanita usia 20 tahun pasti akan tergila-gila dengan mereka. Jadi mereka berpikir ini akan menjadi pekerjaan yang mudah.
Tapi siapa yang mengira bahwa target mereka kali ini wanita yang benar-benar gila!
Awalnya mereka mengira wanita itu mengeluarkan handphone miliknya agar mereka bisa menuliskan nomor mereka. Tapi ternyata wanita itu malah menunjukkan sebuah gambar.
Gambar seorang pria yang diikat di atas tempat tidur dalam keadaan tak berbusana, wanita itu juga ada di dalam gambar tersebut yang masih berpakaian lengkap. Mereka mengira bahwa wanita itu adalah tipe yang agresif. Tapi raut wajah mereka berubah saat mendengar ucapan wanita itu.
"Terakhir kali aku bermain, aku tidak sengaja memotongnya. Kebetulan sekali aku sedang mencari orang untuk bermain bersama! Bagaimana? Kalian juga suka yang seperti ini, gak?"
Setelah mendengar itu, kedua pria itu langsung mengamati gambar itu sekali lagi. Memang sepertinya alat kelamin pria itu telah dipotong. Setelah melihat hal itu, kedua pria itu langsung diam tak berkutik.
Mereka tak tahu bahwa itu adalah foto yang didapatkan Carolina ketika sedang berselancar di dark web. Dia sengaja mengambil foto begitu dan mengedit wajah wanitanya dengan wajah dirinya.
Hal itu dilakukan oleh Carolina sebagai penjagaan diri ketika dirinya didekati oleh pria yang tak punya otak!
"Ngomong-ngomong, wanita yang tadi benar-benar menyeramkan. Menurutmu itu sungguhan?" tanya pria berambut coklat.
"Aku tidak tahu. Tapi wanita itu benar-benar menarik. Aku ingin mencoba memberinya barang baru yang kita dapatkan," ucap pria yang berambut pirang.
"Maksudmu barang itu?"
"Ya, kamu ikut atau tidak?"
"Oke, kita nanti tinggal memotret dan membuat videonya lalu menyerahkan ke pelanggan tadi. Kurasa pelanggan itu memiliki banyak uang. Tapi, kamu tahu di mana mencari wanita yang tadi?" tanya pria berambut coklat yang sepertinya hanya menang di wajah, dia tidak benar-benar pintar.
"Tentu saja! Nanti malam pelanggan dan wanita itu akan merayakan ulang tahun temannya di klub hotel. Kita bisa melakukan rencana kita malam ini."
"Seperti yang diharapkan! Kamu memang pintar!"
Pria berambut pirang itu tersenyum. Dia baru pertama kali bertemu dengan wanita yang bisa seagresif itu. Itu benar-benar membuatnya sangat tertarik!
"Sepertinya, malam ini aku akan bisa bersenang-senang setelah sekian lama," pikirnya
Terima kasih banyak atas dukungan dari kalian semua <3
Ulasan: 3/5. Batu Kuasa 5/5
Target untuk batu kuasa udah capai *.*. Tinggal ulasannya nih dari kalian, biar nanti hari selasa bakal update 2 chapter sekaligus!
Oh ya, untuk beberapa chapter kedepan sepertinya akan banyak tema dan muatan dewasa. Tapi author akan berusaha agar itu tidak terlalu vulgar, ya!
Jangan lupa di like, komen, vote dan kasi ulasan, ya!
Kritik dan sarannya ditunggu!
Salam,