webnovel

Desiran yang aneh

"Dam cari angin yuk sumpek gue."

"Kerjaan gue belom kelar nih, masih banyak yang harus di packing buat pengiriman nanti siang.." jawab Amanda sambil memasukkan beberapa botol teh kedalam kardus.

"Udah biar Lina dan yang lain yang beresin loe ikut gue aja,kepala gue lagi pusing nih.."

"kemana ??"

"Udah ikut ajah.." Dirga mengambil kunci motor dan berjalan keluar diiring Adam alias Amanda yang mengekor di belakangnya.

"Kita naik ini..?? kenapa gak naik mobil aja sih.." Amanda ragu karna belum pernah naik motor trail sebelumnya.

"Biar makin kerasa anginnya hee.." Dirga tersenyum. "Loe boncengin gue ya.." sambil melempar kunci ke aran Amanda.

"Gak ahh nih kan motor lo.."

"Udah deh buruan.."

"Gue..Gue gak bisa naik motor beginian.."

"Sirius lo..?cowok apaan sih lo..loe hidup di planet mana??"

"Udah gak usah cerewet nih loe aja yang di depan.." sambil melempar kunci kembali kepada sang pemilik.

"Ya udah iya.. buruan naik." Amanda sedikit bingung karna motor trail ini bagian belakangnya cukup tinggi. Motor mulai dinyalakan Amanda panik karna serasa mau jatuh, Amanda pegangan pada ujung bagian bawah kemeja Dirga saat motor trail berwarna hijau itu melaju.

"Gue serasa boncengin nenek nenek tau gak.. loe kan dari kota jangan katrok napa..?"

"Bodo amat gue emang baru pertama kali naik yang beginian." Amanda semakin rapat memegang baju Dirga manakala motor semakin kencang membawa mereka menembus hamparan hijau kebun teh.

'Nih anak bener bener aneh udah kayak anak cewek aja. Adek gue aja gue boncengin gak kyak gini lebaynya.' ucap Dirga dalam hati. Saat sesekali mengerem entah kenapa ada desiran aneh saat tubuh Adam menyentuh punggungnya. Seperti ada sesuatu yang terbentur, tapi Dirga tak terlalu menghiraukannya yang dia bingungkan adalah desiran aneh itu semakin terasa seperti ada aliran listrik yang menjalar di dadanya di dalam jantungnya.

'Apa jantung gue bermasalah ya..?'

Akhirnya motor berhenti di ujung bukit mempertontonkan pemandangan yang sungguh indah hamparan tanaman teh perumahan penduduk, danau semua tersaji indah untuk di kagumi setiap mata yang memandangnya.

"Dari sini pemandangannya bagus banget ya bro"

"Iya dong. Bagi gue ini tuh spot terbaik yang ada di sini. gue sering kesini kalo lagi butuh refresing." Dirga merentangkan tangannya menghirup napas dalam dalam dan memejamkan matanya." Cobain deh Dam tiruin gue pasti lo bakal lebih rileks."

Amanda pun mengikuti arahan Dirga mempraktekkan apa yang Dirga lakukan. Dan benar pikiran dan perasaan Amanda jauh lebih tenang serasa gak ada beban. Sejenak dia bisa melupakan deadline pesanan minuman botol yang menumpuk, dan lupa akan alasan dia bisa berdiri di sana. Ya perjodohan konyol yang membuatnya begitu nekat keluar dari sarangnya menuju tempat asing yang sangat indah ini.

Setelah cukup lama mereka di atas bukit ini,akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah produksi sebelum Lina nanti ngamuk ngamuk karna harus menghandel semuanya.

"Dam gimana kalau lo belajar pake motor gue.."

"Gak ah ntar malah rusak lagi."

"Alah gak masalah. cobain aja dulu!!"

"Jangan sekarang nanti Lina nyariin.."

"Justru sekarang waktu yang tepat ,kedepannya sepertinya kita bakalan lebih sibuk lagi."

Motor pun berhenti Dirga turun dari motor dan pindah ke belakang Adam. Dengan penuh keterpaksaan Amanda menuruti keinginan Dirga walau kini dia panik setengah mati. Tubuh Amanda yang tinggi tak membuat nya kesulitan menaiki motor ini. Tapi yang jadi masalahnya adalah motor ini tidak seperti motor matic yang hanya tinggal di gas dan di rem. Amanda sama sekali tidak mengerti apa itu kopling dan apa itu gigi perseneling.

Amanda hanya melakukan sesuai intruksi Dirga. Awalnya motor itu hampir meloncat dan berjalan berlenggak lenggok karna pengemudinya panik hingga gasnya pun tak stabil. Dirga membantu Adam dari belakang ikut memegang kemudi motor. Saat wajah Dirga ada di sisi kepala Adam entah kenapa aliran listrik itu datang lagi berada sangat dekat dengan Adam membuat detak jantungnya menjadi tidak stabil.

'Ya tuhan kenapa sih sama gue, ini kan adam kita sama sama cowok. Kenapa gue jadi kayak Abg yang baru jatuh cinta gini. Bahaya nih,, gue kan masih normal gak mungkin kan kalau gue..??' Pikiran Dirga mulai kacau kala sedekat ini dengan Adam. Akhirnya dia mundur sedikit dan membiarkan Adam memegang kendali sendiri, sepertinya dia mulai paham bagaimana mengendalikan motor ini.

Setelah beberapa kali berputar putar Dirga meminta turun dan menyuruh Adam naik motor sendiri. Selain agar Adam bisa lebih lancar mengendalikan motor Dirga juga ingin mengendalikan hatinya yang entah merasa tak karuan.

"Ga..gue belum bisa, belum lancar.."

"Justru itu lo harus bisa mengukur kemampuan lo sendiri. Udah bisa juga tinggal ngelancarin aja.. fokus gak usah tegang.. kalo mau jatuh rem aja!" Amanda hanya bisa pasrah. Dia mulai menjalankan motor trail berwarna hijau itu lagi.

.

.

Terlihat ada sebuah mobil berwarna putih melaju diantara hamparan hijau. "Pak berhenti sebentar pemandangan disini bagus aku mau turun dulu sebentar cari udara segar." Arya pemuda tampan bertubuh tinggi dengan otot yang terbentuk sempurna, Dan wajah tampan keturunan jawa,arab dan india membuat hidung mancungnya terlihat tegas.

Arya menuruni mobil dan mulai berjalan ketengah lautan hijau yang luas . Menikmati indahnya pemandangan yang tersaji sungguh pemandangan yang tidak bisa di dapatkan di tengah kesibukannya di tengah kota. Udara yang segar dan dingin membuat pikirannya lebih tenang dan rileks. Tanpa disadari ada sebuah motor yang melaju dari arah yang berlawanan dengan arya.

'greng greng....' suara motor menderu , Arya mendengarnya tapi Amanda rupanya tidak melihat kehadiran Arya karna jalanan yang sedikit berbatu membuatnya konsentrasi pada jalanan tanpa menyadari ada orang di depannya dan mulai sangat dekat.

"Eh ada orang awas awas minggir!! " Amanda yang panik lupa mana rem mana kopling. Dia kehilangan keseimbangan dan motornya meliuk liuk tak karuan sebelum akhirnya jatuh. Arya yang tau kalau motor itu tak stabil memepetkan dirinya di antara tanaman teh.

'Brak ' motor trail Dirga jatuh menimpa tubuh kurus Amanda. Amanda meringis kesakitan dan kesulitan untuk bangun karna kakinya terhimpit motor yang berat.

"Kamu gak apa apa mas?" Arya mendekati tubuh Amanda yang terhimpit .

"Tolong. aduhh. ." ucapnya sambil merintih .. Arya membantu mengangkat motor trail itu dari atas tubuh Amanda. Amanda mencoba berdiri tapi kakinya terasa sangat sakit untuk di gerakkan.

Arya yang memahami keadaan lelaki di hadapannya mengulurkan tangan dan membantu nya berdiri. "Bisa jalan? ? Amanda berdiri dibantu pemuda tampan dihadapannya. Dia memandangnya tanpa berkedip.

"Sakit.. kakiku sakit sepertinya terkilir." Amanda meringis kesakitan.

"mobilku ada di sana ku bantu kau pulang. Lain kali hati hati mas kalau bawa motor." Arya memapah amanda berjalan menuju mobilnya merengkuh pinggangnya dan meletakkan sebelah tangan lelaki berwajah cantik itu di atas pundaknya.

Deg

Deg

Deg

Setiap langkah Amanda merasakan jantungnya berdetak semakin kencang saat pemuda ini mamapah tubuh kurusnya. Berada di dekapan pemuda ini membuat hatinya berdesir desir, jika lama lama dalam pelukannya sepertinya Amanda bisa pingsan karna jantungnya serasa akan loncat dari tempatnya.

Siguiente capítulo