"Ternyata asyik juga berbicara denganmu Burhan. Bolehkan aku panggil namamu saja tidak usah pakai embel-embel apapun, lebih enak rasanya, lebih akrab aja gitu."
Tanya Andini pada Burhan yang langsung menganggukkan kepalanya, mereka kini sudah menjadi sangat akrab.
"Tentu saja Andini! Aku malah lebih suka kamu memanggilku seperti itu. Kita jadi bisa lebih akrab."
Ucap Burhan sambil tersenyum. Dia kemudian mempersilahkan Andini untuk beristirahat. Andini tersenyum sambil menatap Burhan yang setelah dilihat-lihat sepertinya dia juga masih sangat muda. Ya meski masih lebih tua darinya. Kalau mendengar cerita Burhan, dia sudah berada di kampung gaib ini selama lima tahun, maka dia tentu saja kakak kelasnya jauh diatasnya.
Burhan kemudian meminta ijin pada Andini untuk keluar sebentar mencari buah yang bisa mereka makan untuk makan malam. Beberapa saat kemudian Burhan kembali dan dia membawa agak banyak buah yang dia dapatkan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com