Sudah satu minggu berlalu, dimana pak Gibran selalu merasa kesal dan menahan rasa sedihnya ketika mengetahui betapa bahagianya kehidupan Khanza saat ini. Yang selalu pak Gibran pikirkan bukan hanya akan perasaannya pada Khanza, melainkan tubuh dan kecantikan Khanza yang tidak pernah berubah sejak dulu, bahkan saat ini dia kian semakin cantik saja.
Di tengah kesedihan pak Gibran, saat berada di dalam rumah dia pun semakin kesal karena melihat istrinya yang saat ini kembali menebar senyum kala dia menatap layar ponselnya diam-diam. Beberapa kali pak Gibran mencoba untuk melihat ponselnya diam-diam, tapi selalu gagal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com