webnovel

Feeling seorang wanita

Hampir semalaman suntuk pak Gibran tidak bisa menjauhkan ponselnya sebentar karena bu Monic terus saja mengirim pesan singkat padanya. Dia terus mengoimel tidak jelas lantaran rasa penasarannya akan hubungan pak Gibran dan bu Jeni, kepala sekolah itu.

Sampai akhirnya pak Gibran memilih untuk me-nonaktifkan ponselnya agar bu Monic berhenti meracau padanya. Dia beranjak menuju kamarnya, dia melihat sang istri sudah tertidur lebih dulu. Pak Gibran menghela napas panjang, menatap wajah sang istri yang tertidur pulas.

"Sayang, maafkan aku. Kau lah satu-satunya wanita yang selalu sabar dan mencintaiku dengan tulus apa adanya, begitupun aku. Di dalam hatiku hanya ada kau seorang, dan anak-anak kita."

Perlahan pak Gibran mengecup kening sang istri lantas mulai menarik selimut untuk pergi tidur.

Beberapa jam kemudian, sudah tiba waktu pagi. Seperti biasa, Binca selalu bangun lebih dulu. Dia langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi seperti biasanya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo