Pengobat hati sementara
Khanza masih sedikit canggung ketika arah laju mobil Devano sudah mendekati rumah Khanza. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, setelah kini mobil Devano sudah berhenti tepat di halaman rumah Khanza. Devano tampak melihat sekeliling rumah Khanza.
"Ini rumahmu?" tanya Devano.
"Iya, kenapa? Mau bilang bobrok lagi?" jawab Khanza cetus.
Devano hanya meliriknya tajam seraya menarik napasnya dalam-dalam.
"Ya sudah, kakak pulang saja sana! Makasih sudah mengantarku pulang," cetus Khanza lagi dengan membuka pintu mobil Devano.
"Eh, tunggu, Za!" panggil Devano.
"Apaan lagi? Jangan berharap aku bakal suruh kakak mampir. Ini sudah malam dan lagian rumah bobrok tidak menerima orang sombong,"
"Ah, kamu ini! Jika kakak memaksa?" balas Devano.
"Maksud kakak?"
"Ya… Maksud kakak, ehm… Gimana kalau besok kita jalan bareng lagi?" tanya Devano mengalihkan. Tapi spontan saja kata itu keluar dari mulutnya, sejujurnya dia hanya ingin mengerjai Khanza lagi tapi…
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com