Wu Xuehan menoleh dan menatap Tang Li dengan khawatir. Namun, kali ini Tang Li tidaklah kacau seperti sebelumnya. Ia hanya menundukkan kepalanya, lalu berjalan dan mencari tempat duduk. Ia mengabaikan tatapan semua orang yang tertuju ke arahnya dan tawaan yang tidak ramah. Kemudian, Wu Xuehan mengeluarkan suaranya untuk mengingatkan Wu Xuehan, "Jangan berdiri dengan konyol di depan pintu. Guru akan datang beberapa menit lagi."
"Oh..." Wu Xuehan kembali tersadar dan segera berjalan masuk.
Begitu Tang Li duduk di kursi yang kosong, Yu Sui mendatanginya. Ia mengambil ponsel terbarunya, lalu duduk di depan Tang Li dan berbalik memandang Tang Li sambil bertanya, "Tang Li, kamu mengecat rambutmu di salon kecantikan mana? A Ning bilang dia juga ingin pergi ke sana. Jadi, aku bertanya padamu, penata rambut mana yang kamu ambil?"
Di kampus, tidak ada yang tahu bahwa ayah Tang Li adalah anggota parlemen. Ditambah lagi, penampilannya yang biasa membuat semua teman kampusnya berpikir bahwa keluarganya adalah keluarga yang miskin. Nada bicara Yu Sui terdengar begitu tulus, namun tatapan matanya seperti sedang melihat suatu pertunjukan yang bagus.
Wajah Tang Li tidak terlihat malu. Ia meletakkan buku aljabar dan linearnya di meja, lalu mendongak dan menatap ke arah Yu Sui yang tampak sedang tersenyum dan berkata, "Coba tebak."
Yu Sui menarik sudut bibirnya dengan santai. "Aku tidak bisa menebaknya," katanya. Kemudian, ia melihat ke arah pakaian Tang Li dan melanjutkan kata-katanya, "Kamu juga harus membeli pakaian baru. Kamu telah mengenakan pakaian ini dari tahun kemarin hingga Oktober tahun ini. Dan ponselmu, sudah tahun berapa sekarang? Hmm? Kamu masih saja menggunakan tombol slider. Baru-baru ini ada acara di Ginza. Ikutlah berbelanja denganku dan A Ning di akhir pekan nanti."
"Aku tidak punya uang untuk membeli kemeja seharga dua atau tiga ribu di Ginza."
"Begitu rupanya."
Yu Sui berdiri dan melewati Tang Li untuk kembali ke tempatnya. Namun, kakinya mendadak tidak stabil dan ia hampir jatuh seperti anjing yang memakan kotoran. Beberapa saat kemudian, semua orang di kelas tertawa. Wajah Yu Sui memanas karena malu dengan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Yu Sui memikirkan sesuatu dan melihat Tang Li yang sedang minum air. Tang Li memegang wadah airnya dan ekspresi wajahnya begitu tenang. Yu Sui semakin yakin bahwa tebakannya benar dan tiba-tiba menjadi marah, "Tang Li, kamu yang membuatku tersandung! Ya, kan?"
Tang Li mengangkat kepalanya, lalu menatap Yu Sui. Tanpa menunggu Yu Sui bertanya lagi, Wu Xuehan yang di sebelahnya berteriak, "Aaa..."
Yu Sui mengerutkan kening karena tidak mengerti apa maksudnya. Wu Xuehan menunjuk ke arah celana Yu Su dan berkata dengan lemah, "Yu Sui, belakang celanamu sobek."
Yu Sui segera menyentuh bagian belakang celananya dan langsung menjerit dengan jeritan yang menggelegar.
"Ternyata itu adalah celana dalam yang berenda."
"Benar-benar tidak terlihat. Rupanya nona dari departemen akting kita ini begitu menyukai dan memperhatikan hal-hal yang begitu pribadi."
"Bahkan jika dia genit, apakah kamu berani kencan dengannya?"
Bisikan-bisikan pria itu terus terdengar dari belakang. Jiang Yining segera bergegas untuk melilitkan mantelnya ke pinggang Yu Sui. Tak lama kemudian, Yu Sui pun menangis. "Tang Li!!!" seru Yu Sui. Ingin rasanya ia membinasakan Tang Li.
Jiang Yining cepat-cepat meraih Yu Sui, lalu menoleh dan menuding Tang Li, "Tang Li! Kamu jangan kelewatan, ya!"
Hati Wu Xuehan begitu gelisah. Mereka semua masih harus tinggal bersama di asrama selama tiga tahun. Ia tidak ingin mereka menjadi kaku satu sama lain.
Tang Li meletakkan wadah airnya, menatap Jiang Yining tanpa perasaan bersalah, kemudian tersenyum dan berkata, "Aku kelewatan dari mananya? Kualitas celananya sendiri saja yang tidak bagus. Karena itu, tidak usah pergi ke Ginza untuk mencari yang baru dan tidak usah menghubung-hubungkannya denganku."
Jiang Yining terdiam. Lagi pula, sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar melihat Tang Li menjegal Yu Sui. Tak lama setelah itu, guru aljabar dan linear masuk ke kelas. Melihat gurunya, Yu Sui semakin menangis. Tang Li tidak lupa bahwa yang saat ini menjabat sebagai dekan akademi pertunjukan ini adalah Yu Guowen, paman Yu Sui.