Duduk menunduk di bibir ranjangnya, Artha telah mengenakan baju pernikahannya yang berwarna serba putih lengkap dengan segala ornamen adat Sunda.
Hingga detik ini ia masih mencoba menghubungi dan mengirim banyak pesan putus asa untuk Anya. Wanita yang telah sengaja memutus segala bentuk komunikasi untuknya. Bahkan di detik-detik hari besarnya.
[ Anya, lo kejaaaaaam!!! ]
[ Kenapa lo tega memutus tali komunikasi kita? Hah?! ]
[ Jangan menyesal ya kalo gue sudah jadi suami orang! Gue nggak akan sudi melihat lo lagi. Ingat itu baek-baek ]
[ Duh gusti, Anyaaaaaa! Tolong gue lari dari sini! ]
Panggilan video tak terjawab.
Panggilan video tak terjawab.
BLETAAAK!!!
Artha membanting ponselnya karena emosi.
Nafasnya naik turun menatap ponsel malangnya yang barusan ia banting hinggal terpental cukup jauh ke salah satu sudut kamar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com