Keesokan harinya aku tidak bisa masuk kelas dan part timeku karena demam tinggi. Untungnya ada Elliot bersamaku, Ia yang berususah payah menggendongku ke taksi lalu menemaniku ke rumah sakit. Aku memohon padanya agar tidak memberitahu kedua orang tua kami, untungnya Elliot paham kenapa aku tidak bisa memberitahu Mum dan Dad.
Demamku turun menjelang malam harinya. Aku tidak mengingat apa saja yang terjadi, yang jelas sesekali aku bisa merasakan tangan dingin Elliot di keningku yang panas lalu aku juga ingat beberapa suapan sup kaldu ayam hangat. Saat aku membuka mata aku melihat kepala Elliot yang berbaring di pinggir ranjangku, bibirnya sedikit terbuka karena tidurnya terlalu lelap. Pasti lehernya sakit ketika terbangun nanti, pikirku sambil tersenyum dengan bibirku yang terasa kering.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com