(St. Petersburg, Rusia - 530 tahun yang lalu)
"Alexei!" Suara feminimnya yang merdu mengikutiku dari belakang sementara aku berusaha memepercepat langkahku melewati selasar barat Istana Mikhailovsky. Jubah satin dan beludru yang kukenakan berkibar setiap kali aku mengambil langkah panjang.
"Alexei! Kumohon tunggu sebentar!"
Langkahku terhenti tiba-tiba, bukan karena permintaannya tapi karena rasa murkaku saat ini. Aku berbalik menatap wajah Eloise yang terlihat sedih. Kedua mata biru cemerlangnya berkaca-kaca dan dipenuhi oleh kepedihan.
"Selama ini kau sudah tahu, Eloise?" desisku dengan nada paling menusuk yang bisa kukeluarkan dari bibirku. Ia tersentak sedikit saat mendengarnya. Salah satu tangannya yang seputih salju berusaha meraih tanganku, tapi aku menghindarinya sebelum Ia bisa menyentuhku. Pandangan terlukanya tertuju pada tangannya yang menggenggam udara kosong.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com