Aku hampir tertawa lagi setelah ucapan arogannya keluar dari bibirnya. "Memangnya kenapa tidak ada yang berani menegurmu?"
Kedua mata Alexei berkilat geli saat mendengar pertanyaanku. "Rosie, apa kau berusaha mengalihkan pembicaraan lagi?"
"Tidak," balasku dengan cepat. Kedua tangannya memeluk punggungku lebih erat saat aku ingin bergeser dari dadanya, mungkin Alexei berpikir aku akan menjauh darinya.
"Kalau begitu mulai bicara," ucapnya dengan nada memerintah lagi, tapi aku tahu Ia sengaja karena wajahnya sedang tersenyum saat ini. "Apa saja yang kau lihat dalam pengelihatanmu?"
Kugigit bibir bawahku dan seketika pandangannya tertuju pada bibirku. "Aku agak malu mengatakannya…"
Sudut bibirnya berkedut sedikit. "Memangnya sememalukan apa?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com