Aku ingin menjerit marah ketika mendengar Vlad menyebut Rosie sebagai trofinya. Tapi kemarahanku berganti dengan rasa terkejutku ketika melihat Dostov menyerang lebih dulu. Kedua tangannya sudah berubah menghitam dan memanjang, Ia melesat dengan kecepatan penuh hingga kedua mataku sulit untuk mengikuti gerakannya.
Vlad menghindar dengan mudah, wajahnya menyeringai sejak tadi. "Sudah kubilang, kau tidak perlu malu-malu, Alexei! Keluarkan semua kekuatanmu! Tidak ada yang bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini kecuali kau dan Alisy," seruan Vlad terdengar seperti orang gila karena diselingi suara tawa kerasnya. Dostov tidak berhenti dengan serangan pertama, Ia terus menerjang dan berusaha melukai Vlad. Tapi Vlad bahkan jauh lebih cepat dari Dostov.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com