" Mengapa kau harus menyerahkan diri pada CIA?" tanyaku bingung
" Aku membantu adikku menghancurkan TKP dan membunuh tersangka yang seharusnya diperiksa dan diinterogasi, maka dari itu aku bertnggung jawab atas tindakan Jeon"
" Apa kau kekasih Chrysan?" tanya Steve
" Iya, aku adalah kekasih Chrysan."
" Tidak, seketika aku merasa sangat sesak" balas Steve kecewa
" Setelah ini aku harap kalian semua bisa memaafkanku dan Jeon atas semua rencana dan kebohongan kami pada kalian, aku harus pergi"
Jino pergi begitu saja. Kami harus merelakan teman kami Jeon dan juga kakaknya Jino. Jadi dalang dibalik semua ini adalah Rex, dan kami beruntung bisa selamat dari Rex. Sekarang yang harus kami pikirkan adalah bagaimana caranya kami menjelaskan pada Clarissa tentang semua ini, apa mungkin ia akan pingsan lagi.
Sekarang semua sudah jelas, Jeon sangat mencintai Clarissa pantas saja ia tidak pernah mengatakannya melainkan langsung memberikan cintanya pada Clarissa. Jujur saja aku merasa sangat sedih saat Jino berkata bahwa ia harus menyerahkan diri pada CIA padahal awalnya akan lebih baik jika ada pengganti Jeon namun, sepertinya itu tidak mungkin.
Jeon semoga kau tenang disana….
Kami semua bangga padamu dan sangat menyayangimu
...….
Keesokan harinya aku mengajak Clarissa untuk membuka loker tersembunyi dibalik foto Jeon. Jino berkata bahwa semua yang diperlukan untuk meyakinkan Clarissa ada didalam loker tersembunyi tersebut. Hari ini Youngboun pergi untuk menenangkan Ivy yang masih shock akan kematia Jeon, Bimo dan Lucas pergi mencari makan bersama Lavender, tiggal diriku dan Clarissa saja dirumah.
" Clarissa, Jino menyuruhku untuk membantumu membuka loker tersembunyi dibalik foto itu. Jino berkata bahwa ada sesuatu yang tersimpan disana dari Jeon untukmu" Jelasku
" Entahlah Steve, aku tidak berani melihatnya. Aku takiut akan menangis lagi jika melihatnya"
" Kau harus melihatnya, Jeon sangat ingin kau melihatnya"
" Baiklah"
Aku memindahkan figura foto itu dan membuka pintu kecil loker itu, ada sebuah boneka kecil berwarna putih dan kotak kecil disampingnya, akupun mengeluarkannya dan menaruhnya diatas meja.
" Clarissa, kurasa boneka itu untukmu. Aku akan membuka kotak ini"
Saat aku membuka kotak tersebut ada beberapa lembar foto dan barang seperti kalung didalamnya, aku mengambil salah satu foto yang menarik perhatian ku. Sebuah foto keluarga yang terlihat sangat bahagia, ada sosok ibu, ayah dan dua anaknya yang kutebak adalah Jino dan Jeon. Ini adalah bukti bahwa meereka berdua adalah saudara kembar , foto yang lainnya adalah foto masa kecil mereka.
" Steve, rasanya aku ingin menangis" ujar Clarissa memeluk erat boneka itu.
" Ada apa Clarissa?"
" Lihat ini"
To : Clarissa
I will always with you forever
With love Jeon.
Kurasa tulisan yang berada di kertas yang menggantuk dileher boneka itulah yang membuat Clarissa kembali merasa sedih, aku tahu Jeon akan selalu mnpati janjinya walaupun sekarang ia tidak bersama kami.
...…
Beberapa bulan kemudian...….
Besok kami sepakat untuk kembali ke negera masing-masing, semua sudah dipersiapkan dan hari ini Youngboun dan Lucas akan menemui Jino dikantornya untuk menyampaikan salam perpisahan padanya. Aku akan pergi ke reruntuhan gedung untuk berpisah dengan Jeon ditemani dengan Ivy dan Lavender. Sesampainya di runtuhan itu aku mengambil bunga yang sudah layu dan mongering, kurasa ini adalah bunga dari Jino untuk Jeon.
Jeon, aku datang untuk mengatakan terimakasih dan selamat tinggal, aku dan yang lainnya akan kmbali kerumah kami masing-masing. Terimakasih karena sudah menjadi Teman kami dan menyelamatkan kami.
" Clarissa, kita harus mmbantu Youngboun sekarang! Terjadi kekacauan dikantor Jino!" seru Ivy
" Apa? Baiklah ayo kita kesana!"
Aku langsung berlari kemobil dan Ivy langsung memacu kencang mobil kami, aku harap tidak terjadi apa-apa pada Youngboun dan Lucas disana, Lavender mendadak panic saat tahu Lucas dan Youngboun menelfon Ivy dan menyuruh kami untuk kesana.
Sesampainya kami disana, kami menemukan mobil yang ditumpangi Youngboun dan Lucas kosong, kami lalu menghampiri kerumunan orang-orang disana, rupanya kantor ini sudah dikepung polisi. Ada apa ini? kami pun memilih untuk berpencar mencari Youngboun dan Lucas. Kami menemukan mereka didekat para medis yang bertugas.
" Youngboun apa yang terjadi?" tanyaku padanya
" Tak lama saat kami tiba disini terjadi baku tembak dari dalam kantor itu, aku mncoba menghindar dan ada peluru yang meleset mengenai lengan kirku, tidak apa-apa ini hanya luka tembak biasa"
" luka biasa katamu? Dimana Lucas?" tanya Ivy khawatir
" Ia juga terkena tembak dilengannya namun, hanya peluru biasa"
" Apa yang sebenarnya terjadi didalam kantor itu? " tanya Lavnder heran
" Entahlah, sesaat setelah suara tembakan mereda polisi datang" tukas Youngboun
Sektika kami semua terkejut melihat seseorang memacu kencang motornya dari dalam kantor itu dan disusul 2 orang lainnya dengan kecepatan yang sama hingga memecahkan kaca besar kantor itu, bisa kupastikan salah satu dari 2 orang yang pria itu adalah Jino.. dan tunggu.. seorang lagi apakah benar itu Jeon? Apakah aku salah lihat?
" Ivy, bantu aku mengejar kedua orang itu!"
" Apa kau gila? Untuk apa mengejar mereka?" tanya Ivy
" Aku yakin sekali bahwa salah satunya adalah Jino dan saat aku mlihat yang satu lagi dia terlihat seperti Jeon"
" Apa kau yakin bahwa seorang lagi adalah Jeon?" tanya Lavender
" Maka dari itu kita harus menyusul mereka untuk memastikan dia Jeon atau bukan, jika pun bukan kita harus membantu Jino juga"
" Baiklah, ayo kita kejar mereka"
" Kalian berangkatlah dulu, aku dan Lucas akan menyusul kalian" ujar Youngboun
Tanpa pikir panjang aku, Lavender dan Ivy langsung mengejar 2 orang tersebut. Kurasa pelaku penembakan tadi adalah orang yang dikejar oleh Jino. Tapi, bukankah Jino sedang ditahan?
" Ivy, awas itu!" Seru Lavender saat melihat mobil yang melaju kencang kearah yang berlawanan, Ivy langsung membelokkan mobil kami. 2 orang itu melaju sangat kencang sampai Ivy kewalahan mengikuti laju motor mereka.
Beruntung Ivy sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, dan ternyata kami juga terlibat kejar-kejaran dengan para polisi, suasana semakin menegang ditambah saat dilepaskan tembakan peringatan diudara.