"Maafkan aku, aku tidak mencintaimu tapi aku tidak ingin kehilanganmu. Kamu adalah satu-satunya wanita yang mengetahui keburukan ku, hanya kamu yang mengetahui wajah asliku. Aku tidak ingin ada orang lain yang mengetahuinya. Wajah asliku yang sebenarnya..." Ghani menghela nafas dalam sebelum perlahan mengangkat tubuh Isabella.
Isabella akhirnya tertidur setelah lelah menangis dan Ghani sama sekali tidak melepaskannya.
Langkah kaki Ghani terasa berat, bukan karena ia menggendong tubuh Isabella saat ini, tapi karena merasa bersalah telah menahan Isabella di sisinya padahal ia sama sekali tidak dapat membahagiakan wanita yang sudah dua tahun menikah dengannya itu.
Ghani meletakan Isabella di atas tempat tidurnya, membetulkan selimutnya lalu duduk di tepi tempat tidur sambil memandangi wajah lelah Isabella.
"Saat bersamamu aku lupa caranya untuk bahagia."
Air mata Ghani kembali menetes, ia menunduk sedih dan menangis pelan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com