"Will... Aku sungguh tidak ingin menikah dengan Rayhan."
"Tapi kamu tidak menolak pernikahan itu Rose... Aku adalah seorang pria, aku tidak akan mau berhubungan dengan wanita yang sudah berstatus istri orang lain. Bahkan jika aku sangat mencintaimu, aku tidak akan mendekatimu lagi."
Rose terduduk lemas, ia dapat merasakan rasa sakit hati yang William rasakan saat ini dan tidak ada yang dapat ia lakukan selain menangis, berharap jika pagi tidak pernah tiba agar pernikahannya dengan Rayhan tidak pernah terjadi.
Tapi pagi cepat sekali tiba. Rose terbangun dari tidurnya dan kepalanya terasa pening, ia kemudian menoleh kearah jam pada dinding yang sudah menunjukan pukul delapan pagi.
Terdengar suara ketukan pintu membuat Rose akhirnya beranjak bangun dengan malas lalu membuka pintu.
"Rose..." Wajah Nisa terlihat khawatir saat melihat wajah Rose yang terlihat pucat.
"Apa kamu sakit nak?" Tanya Nisa sambil menyentuh pipi Rose.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com