Berry tak bisa tidur setelah melihat Cherry beberapa saat lalu. Wajah gadis itu terus saja terbayang dan dia benar-benar merasa sangat beruntung ketika Tuhan dengan baiknya mempertemukan dengan perempuan yang tak bisa dia lupakan di dalam pikirannya. Mata itu, pipi itu, alis itu, hidung itu, benar-benar milik Cherry seperti yang terakhir dia lihat. Tak ada perubahan yang begitu signifikan yang terjadi pada Cherry.
Gadis itu tidak terlalu berubah banyak kecuali pada bagian wajahnya terpolesi make up. Berbeda dengan dulu yang masih benar-benar natural sekali. Berry memeluk gulingnya dengan erat dan membawa benda itu sebagai pelampiasan karena dirinya seolah berontak ingin kembali bertemu dengan Cherry dan mengobrol dengan perempuan itu secara terang-terangan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com