Tangan Sheng Anning gemetar, ia tidak menyangka bahwa Jiang Xuecheng bisa mengatakan hal sekejam itu.
Sesaat, Sheng Anning tidak bisa berpikir. Gadis itu mengerjapkan mata dan menitikkan air mata. Kemudian, ia pun menolehkan kepalanya pada Jiang Xuecheng. Dengan bibir yang gemetar ia berkata, "Baik, aku akan turun sendiri."
Demi menjaga kehormatan terakhirnya, Sheng Anning menggigit bibir lalu turun. Bukankah itu lebih baik daripada dipaksa keluar oleh A Si?
Baru saja turun dari Koenigsegg, Sheng Anning langsung merasakan embusan angin dingin meniup roknya. Tetesan hujan yang turun dari langit sedikit demi sedikit mengenai wajahnya.
Itu hanyalah gerimis ringan, tetapi entah mengapa, tetesannya mampu membuat hati Sheng Anning merasa sakit.
Sesaat kemudian, Sheng Anning langsung melihat Koenigsegg hitam itu melaju dengan cepat, meninggalkannya seorang diri di sisi jalan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com